jatimnow.com - Video perempuan menangis diduga korban percobaan pemerkosaan dan perampasan, viral di media sosial Facebook (FB). Salah satu akun FB menyebut bila peristiwa itu terjadi di Mangrove, Wonorejo, Rungkut, Surabaya.
Dalam video berdurasi 1 menit 26 detik yang dilihat jatimnow.com, terlihat seorang perempuan mengenakan baju kotak-kotak dan celana hitam terus menangis. Perempuan muda itu dikerumuni sejumlah warga di sebuah pos ronda.
Dalam video tersebut juga terdengar percakapan dengan logat bahasa Suroboyoan dari warga yang menanyakan terkait kronologi dugaan percobaan pemerkosaan dan perampasan yang sedang menimpa perempuan menangis tersebut.
"Opo ae sing ilang mbak? Tas, hape sepatu yo di gowo sisan, iku mbake ya gak sandalan. (Apa saja yang hilang mbak? Tas, handphone dan sepatu juga dibawa, sampai mbaknya tidak pakai sandal)," tanya seseorang bersuara perempuan.
Meski demikian, perempuan diduga korban itu sama sekali tidak menjawab dan terus menangis. Sementara warga lainnya, terlihat mencoba menenangkannya.
"Sudah mbak di sini saja sebentar dan jangan menangis," tambah seorang warga.
Video itu diupload salah satu akun FB di sebuah grup FB Surabaya sekitar pukul 20.30 Wib, Rabu (27/11/2019). Dan hingga pukul 01.00 Wib, Kamis (28/11/2019), unggahan tersebut telah ditonton ratusan kali dan mendapatkan 307 komentar dari warganet.
Dalam kolom komentar, pemosting atau akun FB Aris Josaphat menerangkan bahwa korban merupakan warga Semampir dan anak kuliahan. "Kronologi nya si tersangka itu disuruh ngantarkan si korban mau kuliah terus dibablasno (diteruskan) di mangrove," tulis akun itu.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Rungkut Ipda Joko Soesanto membenarkan bahwa peristiwa itu terjadi di wilayah hukumnya. Namun anggota Polsek Rungkut hanya mengamankan lokasi. "Korban laporan ke polres (Polrestabes Surabaya), Mas," singkat Joko.
Terpisah, Kanit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polrestabes Surabaya AKP Ruth Yeni menyebut bila laporan korban sudah masuk ke meja Unit PPA.
"Semalam langsung ditangani," tegas Ruth Yeni.