Senin 25 Nov 2019 18:44 WIB

Bangkai Babi yang Mengganggu Pedagang Ikan

Pedagang ikan di Medan, Sumatra Utara mengeluhkan turunnya penjualan ikan.

Bangkai babi yang dibuang pemiliknya di Danau Siombak Marelan, Medan, Sumatra Utara.
Foto: Antara/Septianda Perdana
Bangkai babi yang dibuang pemiliknya di Danau Siombak Marelan, Medan, Sumatra Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Maraknya isu bangkai babi yang mencemari aliran sungai dan danau membuat sebagian masyarakat Kota Medan, Sumatra Utara dan sekitarnya enggan mengkonsumsi ikan. Untuk mengatasi tersebut, para pedagang ikan di Kota Medan menggelar acara makan ikan gratis di Pajak Ikan Cemara Jalan Cemara Kecamatan Medan Timur, Senin.

"Acara ini untuk mengkampanyekan bahwa makan ikan itu sehat untuk masyarakat," kata Ketua Komunitas Pedagang Ikan Kota Medan, Amnomi.

Baca Juga

Menurut Amnomi, kegiatan makan ikan gratis digelar agar masyarakat tidak takut makan ikan. Ia mengatakan, sepinya orang belanja ikan, sangat berdampak buruk.

"Akibat isu bangkai babi tersebut, berdampak terhadap menurunnya harga jual ikan," jelasnya.

Para pedagang, menurut Amnomi, mengaku mengalami penurunan omset hingga 80 persen. Sejumlah pedagang bahkan ada yang gulung tikar dan takut menerima ikan dari nelayan.

"Nelayan tidak melaut. Omset turun 80 persen, seluruh pedagang merasakannya," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sumatra Utara Zulfachri Siagian mengemukakan bahwa berdasarkan hasil uji laboratorium Balai Veteriner Medan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, ikan di wilayah Perairan Belawan layak untuk dikonsumsi. Dengan adanya hasil uji laboratorium tersebut, ia mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak takut dan ragu lagi untuk mengonsumsi ikan di Perairan Belawan.

"Hasil uji lab negatif. Artinya, ikan tidak terjangkit virus kolera babi dan aman untuk dimakan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement