TASIKMALAYA, AYOBANDUNG.COM--Bukan hanya tenaga guru yang kurang mencapai 4.000 lebih, atau kerusakan ruang kelas yang tercatat mencapai ribuan, namun variabel masalah lain menggelayuti dunia pendidikan Kabupaten Tasikmalaya.
Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Tasikmalaya Asop Sopiudin menuturkan, pihaknya telah me-review permasalahan di dunia pendidikan daerahnya. Hasilnya ditemukan permasalahan tentang lama sekolah yang belum mencapai wajar pendidikan dasar (dikdas) 12 tahun.
AYO BACA : Kematian Massal Ayam di Tasik Diduga Akibat Penyakit dan Stres
Selain itu, masalah-masalah sebelumnya yang mengemuka kembali disinggung. Mulai dari jumlah tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yang kurang, ketersediaan ruang belajar termasuk ketersedian SDM pendukung penyelenggaraan pendidikan, dan lain sebagainya.
Berkenaan anggaran sarana dan prasarana (sarpras) pendidikan, khususnya tingkat sekolah dasar yang kerap disebut-sebut Pemkab Tasikmalaya, kata Asop, pada tahun 2019 tercatat ada sekitar Rp 18 miliar lebih bantuan pemerintah pusat berupa Dana Alokasi Khusus (DAK) di antaranya untuk peningkatan sarpras. Sayangnya dana itu tidak terserap.
AYO BACA : Antisipasi Bencana, Pohon Rawan Tumbang Dipetakan BPBD Kota Tasik
“Ternyata kita baru saja menangkap sesuatu yang teramat ironis di antara kompleksitas persoalan pendidikan yang ada. Ironis dan ini yang membuat kita sangat miris,“ kata Asop Sopiudin, Senin (22/11).
Pihaknya pun, kata Asop, mendorong agar pemerintah dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya melakukan verifikasi lapangan. Jadi bisa menginventarisir masalah dan mencari langkah kedepan agar penyerapan anggaran maksimal.
“Jadi kami minta kepada Dinas pendidikan untuk melakukan inventarisir dan tahun depan anggaran harus benar-benar terserap,“ ucapnya,
AYO BACA : BNN Gelar Tes Urine di Kejari Kabupaten Tasik