Senin 25 Nov 2019 03:25 WIB

Pentingnya Peran Guru untuk Wujudkan SDM Unggul

Peranan guru dalam mewujudkan SDM Indonesia yang unggul dinilai sangat penting.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yudha Manggala P Putra
Guru mengajar (ilustrasi)
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Guru mengajar (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berpendapat, peranan guru dalam mewujudkan SDM unggul menuju Indonesia maju 2045 sangat penting. Masa depan Indonesia dirasanya begitu cerah, namun menurutnya perlu didukung peran guru yang ikut meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Gubernur perempuan pertama di Jatim itu melanjutkan, Indonesia akan menjadi kekuatan tujuh besar dunia pada 2030. Menurutnya, ini akan tercapai jika kerja keras dan kualitas guru di Indonesia termasuk Jatim ditingkatkan. Dimana menurutnya, guru harus menjadi sumber semangat bagi muridnya.

"Tidak akan tercapai Indonesia unggul, bangsa yang berkemajuan jika tidak dimulai dari guru,” kata Khofifah saat menghadiri peringatan Hari Guru 2019 dan HUT Ke-74 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di JX International Surabaya, Ahad (24/11).

Menurutnya, semangat dan dorongan dari  para guru dapat membuat murid mampu meningkatkan inovasi dan kreativitas. Inovasi dan kreativitas ini lah yang menurutnya bisa menjadi dasar mewujudkan Indonesia maju dan unggul. Sebab pada dasarnya para guru merupakan teladan bagi muridnya.

Khofifah juga menekankan pentingnya pengembangan kemampuan bagi para siswa. Para guru, dituntutnya terus bisa membuat terobosan-terobosan yang signifikan dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM). Sehingga SDM tersebut siap kerja dan berusaha sesuai kebutuhan pasar dan dunia usaha dunia in dustri.

"Tanpa skill, masa depan, manusia bisa di-grounded. Itulah kenapa reskilling menjadi kritis dan penting saat ini. Kita melihat tahun 2018 kemarin penggunaan mesin baru 29 persen. Dua tahun yang akan datang penggunaan mesin sudah 42 persen. Tahun 2025 penggunaan mesin sudah 52 persen,” ujar Khofifah.

Khofifah pun menyampaikan kebutuhan-kebutuhan skill yang dibutuhkan di era industri 4.0. Sebagai contoh, complex problem solving skill, kemampuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan internal. Kemudian social skill, yang merupakan kemampuan untuk melakukan koordinasi, negosiasi, persuasi, monitoring, kepekaan dalam memberikan bantuan, hingga emotional intelligence.

“Ternyata kebutuhan paling tinggi adalah kemampuan untuk memecahkan masalah yang asing dan belum diketahui dalam dunia nyata. Budaya dan kewargaan jangan dianggap enteng. Indonesia ini beragam  maka peran guru sebagai perekat budaya bangsa menjadi signifikan,” kata dia.

Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar (PB) PGRI Unifah Rosyidi mengapresiasi Jatim karena dianggapnya menjadi provinsi yang sangat responsif terhadap literasi untuk guru dan anak-anak didik melalui smart learning center PGRI. Dia pun menegaskan, PGRI akan terus mengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), pemerintah pusat, dan daerah dalam membangun pendidikan nasional.

Smart learning center itu sebenarnya yang paling merespon adalah Jatim. Jadi kita itu menyiapkan 12 course mata training untuk menghadapi era digital termasuk literasi digital, literasi dasar, e-learning, blended learning. Kita mau mengkontekstualisasikan di luar lingkungan kepada guru," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement