Ahad 24 Nov 2019 11:57 WIB

GNPF: Persiapan dan Perizinan Reuni 212 Rapi Jali

GNPF menyebut persiapan telah rapi dan perizinan sudah dikantongi untuk Reuni 212.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Reiny Dwinanda
Reuni aksi damai 212.
Foto: Dok republika.co.id
Reuni aksi damai 212.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama, sebagai salah satu penggerak Reuni Alumni 212, menyebut bahwa persiapan acara itu telah rapi. Perizinan dari berbagai pihak, termasuk kepolisian, diklaim sudah dikantungi.

"Soal surat-surat perizinan segala macam sudah, alhamdulillah rapi jali, dengan pengelola Taman Monas, dengan gubernur sudah, rekomendasi dengan polda, polres dan Polri. Alhamdulillah semuanya rapi," kata Sekretaris Jenderal GNPF Edy Mulyadi saat dikonfirmasi soal persiapan acara.

Edy memastikan, perizinan terkait reuni itu telah dikoordinasikan dengan semua pihak. Ia menyebut, pihak panitia juga telah berkoordinasi melalui rapat dengan aparat keamanan sehingga masyarakat tak perlu khawatir dengan adanya Reuni 212 yang bakal digelar 2 Desember 2019 mendatang.

"Jangan khawatir, kami tidak akan ada masalah dengan aparat keamanan, kami sudah rapat antara panita dan polisi surat surat sudah rapi semua," ujarnya.

Terkait substansi acara, Edy menyebut, acara ini digelar sebagai konsolidasi dan pertemuan umat dalam jumlah besar. Tema yang diangkat adalah munajat dan Maulid Agung untuk turut memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

Sejumlah tokoh dikabarkan akan turut serta dalam acara ini. Salah saty tokoh yang diharapkan hadir adalah Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab. Namun, Habib Rizieq saat ini masih berada di Arab Saudi.

Terlepas dari belum pastinya kepulangan Habib Rizieq itu, Edy menyatakan, bakal ada pesan yang disampaikan oleh Habib Rizieq pada para peserta reuni. Namun Edy tak secara rinci menjelaskan bagaimana pesan itu akan disampaikan.

"Ada, insya Allah ada, sudah disiapkan," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Raden Prabowo Argo Yuwono menyatakan, semua pihak berhak melakukan penyampaian pendapat. Polisi akan terlebih dahulu menganalisis jumlah sebelum akhirnya menentukan pengamanan untuk acara tersebut.

"Yang terpenting nanti kalau sudah ada pemberitahuan tentunya nanti akan dianalisis dulu sama intelijen, baru nanti muncul pengamanan berapa jumlahnya," kata dia.

Pengamanan utama akan dilakukan oleh Polda Metro Jaya mengingat acara reuni ini akan digelar di Monumen Nasional (Monas). Namun, Argo mengatakan, Mabes Polri bisa saja turut melakukan pengamanan bila hasil analisis menyatakan acara tersebut akan diikuti warga dari luar Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement