Sabtu 23 Nov 2019 23:58 WIB

Produksi Jagung Lebak Menurun Akibat Kemarau Panjang

Produksi jagung Lebak hingga Oktober 15.431 turun dari tahun sebelumnya 21.500 ton

Ilustrasi areal tanaman jagung
Ilustrasi areal tanaman jagung

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Produksi jagung di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten menurun akibat kemarau panjang sehingga petani menunda jadwal tanam di daerah itu. Turunnya produksi jagung akibat kemarau panjang yang terjadi sejak Juni hingga Oktober 2019, sehingga petani di berbagai lokasi di Kabupaten Lebak tidak menanam.

Semestinya, petani melaksanakan gerakan percepatan tanam jagung periode September sampai November. Namun, saat ini petani belum melaksanakan percepatan tanam jagung.

"Produksi jagung sampai Oktober 2019 sebanyak 15.431 ton, turun dibandingkan periode sama 2018 yang mencapai 21.500 ton," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Dede Supriatna di Lebak, Sabtu (23/11).

Kemungkinan besar pada Desember 2019 memasuki musim hujan, sehingga diharapkan petani dapat melaksanakan gerakan percepatan tanam seluas 5.000 hektare.

"Diharapkan petani dapat menanam jagung seluas 5.000 hektare dan bisa dipanen Februari 2020," katanya menjelaskan.

Akibat menurunnya produksi jagung tentu pendapatan ekonomi petani berkurang.

Bahkan, banyak petani menganggur karena tidak dapat mengolah lahan untuk pertanian jagung akibat kemarau itu.

Selama ini, produksi jagung di Kabupaten Lebak masuk kategori terbesar Provinsi Banten dan mampu memasok jagung ke perusahaan pakan peternakan di Tangerang.

Berdasarkan data produksi jagung hingga Oktober 2019 sebanyak 15.431 ton dengan luas tanam 3.738 hektare dan produktivitas rata-rata 3,06 ton per hektare.

Produksi jagung 2018 sebanyak 21.500 ton dengan areal panen seluas 7.596 hektare.

"Meski produksi jagung menurun, namun persediaan di sejumlah pasar tradisional melimpah, karena dipasok dari luar daerah," katanya.

Ketua Kelompok Tani Jagung Desa Bulakan Kecamatan Gunungkencana Kabupaten Lebak Wawan, mengatakan bahwa petani hingga awal November 2019 belum melaksanakan gerakan percepatan tanam jagung akibat kemarau panjang.

Meski terjadi hujan, tetapi intensitas curah hujan relatif kecil dan sedang.

"Kami berharap Desember mendatang sudah bisa melaksanakan tanam jagung seluas 1000 hektare jika memasuki musim hujan," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement