REPUBLIKA.CO.ID, AGAM - Bupati Kabupaten Agam Indra Catri menetapkan status tanggap darurat bencana selama tiga hari. Status ini ditetapkan usai bencana banjir bandang yang terjadi di Jorong Galapuang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Rabu (20/11) sore WIB kemarin.
"Tanggap darurat kita tetapkan selama tiga hari. Kalau kurang kita tambah. Kalau bisa diatasi lebih cepat, akan lebih baik," kata Indra kepada Republika, Kamis (21/11).
Indra mengaku sudah melihat langsung kondisi pascabanjir bandang di Galapuang. Akibat bencana tersebut membuat dua rumah kayu hanyut dan belasan rumah lainnya rusak. Fasilitas umum yang rusak ialah satu unit masjid dan satu Madrasah Diniyah Alawiah (MDA). Selama tanggap darurat ini kata Indra sekolah akan diliburkan.
Usai menyaksikan kondisi di Galapuang, Indra memutuskan memberi bantuan tanggap darurat berupa alat-alat berat. Pemkab juga membuka dapur umum untuk konsumsi masyarakat yang terdampak bencana.
"Bantuan sudah kita kucurkan. Ada alat berat dan ada dapur umum," ujar Indra.
Sebelumnya Kalaksa BPBD Agam, M Luthfi AR mengatakan saat ini tim dari BPBD Agam, Damkar, Satpol PP dan warga kata Luthfi tengah bergotong royong membersihkan sisa banjir tersebut supaya sekolah dan masjid dapat dioperasikan kembali.
Hujan deras dengan intensitas tinggi terjadi merata hampir di seluruh wilayah Sumatera Barat sejak sore sampai dini hari tadi. Selain di Agam, hujan deras juga menyebabkan banjir di Kabupaten Solok Selatan. Di daerah tersebut tiga nagari di dua kecamatan terendam air. Yakni di Pakan Rabaa Tangah, Pakan Rabaa Koto Parik dan Kampuang Tarandam.