Selasa 19 Nov 2019 18:10 WIB

Sarankan Sukmawati Minta Maaf, PWNU: Mungkin Agak Malu Dikit

Sukmawati disarankan minta maaf demi menjaga stabilitas keamanan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Teguh Firmansyah
Para pelapor Sukmawati Soekarnoputri
Foto: republika
Para pelapor Sukmawati Soekarnoputri

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar menyarankan agar Sukmawati Soekarnoputri meminta maaf terhadap masyarakat, terutama umat Muslim.  Sukmawati disarankan meminta maaf setelah melontarkan pernyataan yang dianggap membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Soekarno.

Sukmawati diingatkannya untuk mau mengorbankan gengsi, demi manjaga keamanan dan stabilitas negara.

Baca Juga

"Demi stabilitas dan kemanan negara, sebaiknya menyatakan di depan wartawan, itu (pernyataan yang dianggap membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Soekarno) kami cabut dan minta maaf. Itu akan lebih baik. Ndak apa mungkin agak malu sedikit, mengorbankan gengsinya, demi keutuhan keamanan dan stabilitas negara," kata Marzuki di Kantor PWNU Jatim, Surabaya, Selasa (19/11).

Marzuki menyatakan, pihaknya menginginkan agar siapa pun, baik itu tokoh agama, masyarakat, tokoh nasional senantiasa mempertimbangkan stabilitas dan kondusivitas nasional dalam membuat sikap dan pernyataan. Semua pihak harus hati-hati dalam berucap.

"Kita tahu Indonesia sedang bergolak, Indonesia sedang menjadi target orang luar untuk dikoyak-koyak. Yang sangat kita khawatirkan, Indonesia menjadi Timur Tengah jilid dua. Kita gak ingin banget," ujar Marzuki.

Jika ada yang membuat pernyataan kontroversi, namun tak meminta maaf, Marzuki berharap, aparatur negara bisa tanggap. Bukan memprosesnya secara hukum, melainkan dengan cara memanggil, tabayun, dan sebagainya. Jangan menunggu masyarakat atau umat bergerak, yang nanti malah menimbulkan kegaduhan.

"Ada Bu Megawati yang saya kira bisa ngajak ngomong, ada presiden atau wapres yang bisa ngomong. Jadi ada penyelesaian oleh aparat negara tapi persuasif," kata Marzuki.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement