Jumat 15 Nov 2019 15:20 WIB

Gempa Susulan Maluku Utara Masih Terjadi

Peringatan dini tsunami gempa Maluku Utara telah berakhir.

Rep: Zainur Mahsir / Red: Muhammad Hafil
Ilustrasi Gempa
Foto: Pixabay
Ilustrasi Gempa

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Deputi Bidang Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Muhamad Sadli menuturkan bahwa peringatan dini tsunami terkait gempa mag 7,1 SR di Maluku Utara telah berakhir. Namun demikian menurut dia, gempa susulan hingga kini masih sangat banyak.

“Hingga pukul 02.45 WIB saja ada sekitar 99 kali gempa susulan,” ujar dia ketika dikonfirmasi Republika, Jumat (15/11).

Baca Juga

Sadli menegaskan bahwa, banyaknya gempa susulan tersebut bahkan bisa dihitung dalam beberapa hari ke depan. Sebab, hal tersebut juga didorong oleh kekuatan gempa utama yang cukup besar.

“BMKG akan terus memantau gempa susulan tersebut,” tambahnya.

Dia memaparkan, jumlah gempa susulan yang terjadi memang sangat banyak, namun demikian jumlah gempa yang dirasakan masih ada di kisaran tujuh kali. oleh sebab itu, Sadli juga mengimbau agar masyarakat bisa tetap waspada dengan adanya gempa susulan yang masih akan timbul. 

Lebih jauh, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menuturkan bahwa, saat ini belum ada laporan dampak kerusakan ataupun korban jiwa. Namun demikian, menurut dia kegiatan warga sudah berlangsung seperti sedia kala, meski gempa susulan masih dirasa.

“Gempa susulan dirasakan cukup kuat,” kata Kepala Pelaksana BPBD Halmahera Barat, Imron Loloroi.

Sambung dia, situasi Kota Bitung dan Kota Ternate masih terpantau normal. Meskipun ada dampak kerusakan di Kota Ternate, berupa kerusakan rumah tinggal dan rumah ibadah berstatus ringan.

Seperti diketahui, pada 14 November 2019, BMKG melaporkan ada gempa bumi dengan kekuatan 7,1 di lokasi 1,67 LS 126.39 BT di kedalaman 173 Km.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement