Jumat 15 Nov 2019 06:20 WIB

Kisruh Ahli Waris, Istana Siak Ditutup untuk Umum

Ahli waris mengklaim memiliki surat wasiat asli dari kesultanan Siak.

Warga melintas di dekat Istana Siak Sri Indrapura yang mengibarkan bendera setengah tiang di Kabupaten Siak, Riau.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Warga melintas di dekat Istana Siak Sri Indrapura yang mengibarkan bendera setengah tiang di Kabupaten Siak, Riau.

REPUBLIKA.CO.ID, SIAK -- Istana Asserayah Hasyimiah Siak Sri Inderapura, Kabupaten Siak, terlihat ditutup dengan pagar tergembok, Kamis (14/11). Penutupan itu diduga akibat kisruh ahli waris yang menuntut haknya dan mengklaim memiliki surat wasiat asli dari kesultanan.

"Ini sudah bertahun-tahun, bulan lalu juga sudah, tapi tak dipedulikan juga. Dulu kami wasiat yang asli memang tak ada, duplikat yang ada, sekarang yang aslinya ada pada kami. Kami minta hak kami," kata Tengku Syarifah Nadira yang mengaku sebagai ahli waris di Siak.

Baca Juga

Dia mengaku rencananya hari itu akan ada musyawarah terkait masalah tersebut. Akan tetapi tiba-tiba dibatalkan dengan alasan Bupati Siak Alfedri sedang tidak berada di tempat.

Hal tersebut disampaikan oleh Asisten III Pemerintah Kabupaten Siak Jamaluddin sehingga musyawarah tidak jadi dilakukan. Padahal, menurut dia, kesepakatan sebelumnya tak ada bupati tidak ada masalah.

"Katanya kemarin kalau tak ada bupati, sekretaris daerah saja, Pak Jamal bisa juga. Saya tak masalah, yang penting apa kata bupati disampaikan. Tapi dapat pesan pagi ini tak jadi," ujarnya.

photo
Pengunjung saat melihat koleksi yang dipamerkan di Istana Siak Sri Indrapura di Kabupaten Siak, Riau.

Terkait masalah ini, ia mengaku sudah melakukan berbagai cara mulai dari membuat surat pernyataan hingga kronologi. Akan tetapi sampai saat ini belum ada tanggapan sehingga dia merasa tidak diperhatikan.

Terlebih lagi, dia dan adiknya tidak lagi menetap di Siak sehingga mengurus hal ini memakan waktu, biaya, dan tenaga. Bahkan sejak Rabu (13/11) mereka tidur di sekitar Istana Siak itu.

"Kami ke sini pakai biaya, waktu dan tenaga. Tadi pagi menginap di istana, kami sudah tak pulang. Nenek moyang kami dari sini, yang punya istana itu. Tapi kami menjerit, sudah tidak diperhatikan dari dulu," katanya.

Kepala Dinas Pariwisata Siak, Fauzi Asni belum mau menanggapi persoalan ini. Dia menunggu arahan apakah itu dari bupati, sekda, atau asisten.

Demikian juga tentang keputusan untuk menutup istana ini masih belum ada keterangan. Sementara, Bupati Siak masih dalam perjalanan dari Jakarta menuju Riau.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement