Sabtu 16 Nov 2019 05:42 WIB

Cegah Stunting, Pemkab Banyuwangi Luncurkan 'Aku Beraksi'

Untuk cegah stunting, mahasiswa dilibatkan untuk mendampingi kesehatan ibu hamil.

Anak-anak yang mengalami stunting cenderung bertubuh kerdil
Foto: BBC
Anak-anak yang mengalami stunting cenderung bertubuh kerdil

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur memiliki cara tersendiri untuk mencegah stunting. Pemkab meluncurkan Program Aku Beraksi atau Bersama Akademisi Selamatkan Ibu dan Bayi guna membantu memastikan kondisi kesehatan dan kecukupan gizi anak sejak ada di dalam kandungan.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan Program tersebut melibatkan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Banyuwangi, Akademi Kesehatan Rustida Banyuwangi dan Universitas Airlangga kampus Banyuwangi. Dia mengatakan peluncuran ini sebagai  dukungan mewujudkan SDM unggul sesuai visi Presiden Jokowi.

Baca Juga

"Kunci SDM unggul bukan hanya lembaga pendidikan, tetapi perhatian sejak hulu. Yaitu sejak seorang ibu mengandung, yakni 1.000 hari pertama kehidupan sejak awal embrio sampai dua tahun adalah window of opportunity, fase terpenting kehidupan manusia. Begitu ada keliru, bisa mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya," katanya.

Ia menjelaskan dalam Program Aku Beraksi, satu mahasiswa jurusan kesehatan mendampingi satu ibu hamil. Selain memantau perkembangan ibu hamil, mahasiswa itu juga menjadi konselor gizi dan perilaku hidup sehat bagi ibu hamil hingga masa nifas dan selama menyusui hingga dua tahun.

Tahap awal ini, melibatkan 300 mahasiswa, mulai semester empat di masing-masing kampus yang bekerja sama. Sasaran utama adalah ibu hamil dari keluarga tidak mampu. Pendataannya melalui puskesmas.

"Ini sekaligus solusi ketersediaan petugas kesehatan, karena tenaga di puskesmas terbatas," ujar Anas.

Menurut Azwar Anas, dengan terjaminnya kondisi ibu hamil dan gizi yang tercukupi, tentunya akan lahir generasi penerus yang berdaya saing.

"Dari sisi mahasiswa, mereka tidak perlu menunggu hingga lulus untuk menyalurkan ilmunya," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Wiji Lestariono mengatakan setelah data didapatkan dari puskesmas, pihak kampus akan mengatur jadwal mahasiswanya untuk menangani ibu hamil sasaran agar tidak mengganggu perkuliahan. Mahasiswa yang dilibatkan merupakan mahasiswa kebidanan dan ahli gizi mulai semester empat.

"Mereka sudah mendapatkan ilmu yang cukup untuk dapat diaplikasikan. Nanti dibikin SOP apa saja yang dilakukan mahasiswa agar semua aktivitas pendampingan ibu hamil dapat terukur hasilnya. Juga ada program bersama pemberian makanan tambahan seperti yang sudah berjalan selama ini," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement