REPUBLIKA.CO.ID, oleh Abdurrahman Rabbani
Jembatan penyebrangan orang atau JPO yang terletak di depan gedung Polda Metro Jaya, diketahui menjadi favorit para pejalan kaki sebagai tempat berswafoto. Dari kejauhan, JPO itu terlihat unik dengan model jembatan yang tak biasa membelah Jalan Jenderal Sudirman.
Namun, ketika Republika memasuki JPO itu pekan ini, nampak guratan hitam bekas ban di lantai penyeberangan. Lantai dasar jembatan nampak kumuh dan usang. Guratan hitam itu hampir menutupi sebagian dasar jembatan yang terbuat dari serbuk kayu dipadatkan.
Beberapa guratan memiliki ukuran panjang hingga dua meter. Berwarna hitam dan tidak mudah dibersihkan. Saat ditelusuri, guratan itu nampak semakin banyak, hingga di tengah penyeberangan guratan itu berkurang. Guratan hitam kembali terlihat ketika akan memasuki pintu keluar JPO.
Menurut informasi, guratan hitam tersebut akibat dari pemakaian Grabwheels di JPO, otopet listrik milik Grab yang digunakan masyarakat sebagai kendaraan jarak pendek. Namun penggunannya tidak berada di tempat yang tepat, seperti JPO yang dikhususkan pejalan kaki, otopet listrik kerap terlihat lalu lalang.
Salah seorang pengguna JPO di Polda Metro Jaya, Febryana (22) meminta kepada pengguna Grabwheels khususnya, agar lebih patuh menjaga fasilitas publik. Memang JPO digunakan bersama, namun saat ini JPO menjadi malfungsi ketika Grabwheels ikut melintas bersama pejalan kaki.
“Saya sebagai pejalan kaki takut saja ketabrak pas lagi papasan,” ucapnya, Rabu, (13/11).
Selain itu, ia juga mengharapkan, bagi pengguna otopet listrik agar tidak menggunakan kendaraan itu di JPO. Hal tersebut telah menyebabkan kerusakan fasilitas umum.
“JPO dikhusukan untuk pejalan kaki, di situ ada rambu-rambu nya sebelum masuk kan,” ucapnya.
Memang terlihat tempat pegangan tangan di JPO patah dan rusak. Tidak diketahui penyebab dari patahnya tempat pegangan itu, sebab rapuh atau memang kerusakan disengaja. Terlihat juga bekas guratan hitam di sepanjang tempat pegangan.
GrabWheels meluncurkan skuter listrik di HUT ke-40 intaro Jaya Xchange Mall, Ahad (30/6). Skuter listrik ini digunakan untuk penghuni dan pengunjung di Bintaro Exchange.
JPO yang bertempat di Gelora Bung Karno (GBK), juga banyak bekas guratan hitam di lantai penyebrangan. Terlihat lubang kecil di tengah penyebrangan dengan posisi baut tertanam. Kondisi diperparah dengan serpihan kayu yang berserakan.
Salah seorang pekerja kantoran di daerah Sudirman, Annisa (23), menyatakan, dirinya biasa menggunakan JPO di GBK ketika turun dari kendaraan menuju kantor. Ia mengatakan JPO tersebut sudah seperti ikon kota Jakarta. Menurutnya fasilitas publik seperti JPO tersebut harus dijaga dengan baik, penggunannya juga harus sesuai, taati juga rambu.
“Kebanyakan pengguna Grabwheels yang biasa itu ABG, dia lewat situ (JPO) terus foto-foto gitu kan, eksis gitu kan,” ucapnya.
Ia tidak mempermasalahkan kondisi tersebut, namun aktivitas seperti itu harus disesuaikan pada tempatnya. Kondisi ini memprihatinkan ketika JPO yang dikhususkan bagi pejalan kaki digunakan kendaraan otopet itu.
“Saya suka kaget kalau pas itu (Grabwheels) lewat,” ucapnya.
Kurangnya kesadaran menjadi penyebab pengguna lakukan aktivitas menggunakan Grabwheels di JPO. Tidak adanya regulasi khusus juga menjadi penyebab penggunaan otopet di JPO.
Sementara, sebagai pengguna Grabwheels di daerah Sudirman, Jakarta, Jaka Haristyo (23) mengaku belum pernah menggunakan otopet hingga menaiki jembatan penyeberangan itu. Ia mengakui, harus ada aturan yang jelas soal Grabwheels.
“Kata gua sih sepeda saja dibatesin kan dituntun atau dilipat gitu kalo naik JPO, jadi (Grabwheels) harusnya dilarang,” tutur Jaka.
“Gua pribadi sih belum tahu regulasi yang jelas, belum clear,” tambahnya.
Menurut Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo, pihaknya telah berkoordinasi dengan perusahaan penyedia layanan Grabwheels. Koordinasi terkait larangan pengoperasian di trotoar dan JPO di wilayah DKI Jakarta.
"Memang kemarin kita sudah koordinasi dengan penyedia layanan itu, sudah diskusi bahwa skuter listrik tidak boleh ada di trotoar karena itu mengganggu pejalan kaki,” kata Syafrin Liputo saat dihubungi, Rabu, (13/11).