REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyebut pidato Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh terkait partai merasa paling pancasilais bukan diarahkan ke PDIP. Menurut Hasto, sindiran Paloh justru bisa dimaknai sebagai autokritik.
“Mungkin apa yang disampaikan (Paloh) tersebut sebagai bentuk Autokritik Nasdem, dan juga bagi kehidupan politik secara keseluruhan. Autokritik sering dilakukan dalam peristiwa politik penting seperti kongres Partai," ujar Hasto dalam keterangannya, Ahad (10/11).
Hasto menegaskan, PDIP tak merasa tersindir dengan ucapan Paloh di Kongres partai Nasdem tempo hari tersebut. Hasto mengatakan, nasionalisme dan jalan Pancasila yang ditempuh oleh PDI Perjuangan berasal dari pengakuan rakyat secara luas, bukan hasil penilaian orang per orang.
"Dengan demikian Pancasilais tidaknya suatu Partai itu diukur dari konsistensi sikap, satunya kata dan perbuatan, dan dari keputusan politiknya. Pancasilais itu buah sikap politik, dan bukan hasil retorika atau pencitraan," ujar dia.
Hasto pun mengulas ujaran Presiden Joko Widodo yang dianggap awal 'sindir-menyindir' itu muncul. Jokowi saat itu memberi tanggapan terhadap pelukan Surya Paloh dan presiden PKS Shohibul Iman
"PDI Perjuangan berpendapat bahwa apa yang disampaikan Presiden Jokowi tsb dikategorikan sebagai ice breaker sehingga tidak perlu ditanggapi secara khusus. Itu adalah joke politik yang cerdas”
Hasto menambahkan, dari pada sibuk memersoalkan siapa yang Pancasilais, PDI Perjuangan mengajak untuk memberikan kepercayaan bagi kepemimpinan Pak Jokowi- KH Ma’rud Amin dengan seluruh jajaran kabinetnya. “Pemilu 2024 masih jauh. Serahkan penilaian kinerja Partai pada rakyat," ujar Hasto menegaskan.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dalam pidatonya di pembukaan kongres II Partai Nasdem sempat menyindir partai yang mengaku paling nasionalis dan pancasilais.
Momen itu berawal dari pandangan Surya Paloh mengenai kecurigaan terhadap langkah politik yang dilakukan Partai Nasdem. Menurutnya hal itu tidak sesuai dengan nilai-nilai di dalam Pancasila.
"Pancasila sebagai pegangan untuk kita, way of life, way of thinking. Tapi kita tidak laksanakan itu. Ngakunya partai yang nasionalis, yang pancasilais. Ya buktikan aja, rakyat membutuhkan pembuktikan partai mana yang paling mengamalkan pancasilais," kata Paloh, di Jiexpo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (8/11).
Menurutnya, jika ada partai yang terus menerus menyampaikan propaganda kosong dan mengajak berkelahi satu sama lain, maka ia memastikan bahwa itu bukanlah sikap pancasilais. Ia pun menyerukan kepada seluruh kadernya, jika Nasdem ingin dikenal sebagai partai pancasilais maka Nasdem harus bersikap rendah hati.