REPUBLIKA.CO.ID, oleh Sapto Andika Candra, Dadang Kurnia
Presiden Joko Widodo (Jokowi) terlihat marah saat mengetahui masih ada proses tender senilai Rp 39 triliun yang belum terlaksana hingga November 2019 ini. Dari angka tersebut, Rp 31 triliun di antaranya adalah proyek infrastruktur oleh kementerian/lembaga terkait. Presiden menuding praktik seperti ini yang membuat kualitas proyek menjadi buruk dan berujung pada kerusakan bangunan.
Nada bicara Jokowi terdengar meninggi saat mempertanyakan masih banyaknya angka tender yang belum terlaksana. Meski, ia mengakui proses lelang bisa dilakukan dalam hitungan hari hingga pekan, ia mengkhawatirkan proses pengerjaan proyeknya yang bakal terburu-buru.
"E-tendering Rp 31 triliun, tapi ini urusan konstruksi. Mau manggil siapa kontraktornya? Tinggal dua bulan masih urusan konstruksi. Tak mungkin lepas Agustus masih urusan lelang konstruksi. Akhirnya apa? Kualitasnya jelek," ujar Jokowi dalam Rakernas Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), Rabu (6/11).
Jokowi pun meminta LKPP untuk mendorong penyerapan belanja anggaran bisa dilakukan lebih cepat, dengan lelang yang lebih awal. Bahkan, Jokowi meminta, proses lelang bisa segera dilakukan setelah DIPA keluar pada medio November-Desember. Sehingga, awal tahun proyek bisa segera berjalan.
"Pengadaan barang jasa harus tepat waktu. Keterlambatan sedikit saja bisa pengaruhi ekonomi, terutama belanja infrastruktur yang sensitif terhadap waktu," kata Jokowi.
Jokowi juga menuding mepetnya proses lelang mendekati akhir tahun anggaran ini menjadi salah satu penyebab buruknya kualitas konstruksi proyek di Indonesia. Ia berkaca pada sejumlah insiden ambruknya jembatan atau bangunan, termasuk ambruknya atap gedung SDN Gentong di Pasuruan, Jawa Timur, meski usia bangunannya belum terlalu tua.
"Ini setiap tahun kita ulang kesalahan ini. Akhirnya apa? Kualitas masih jelek. Jembatan ambruk, ya kayak gini. SD ada yang ambruk, gedung. Karena apa? Kerja cepet-cepetan dan pas kerja pas bulannya basah, bulan hujan. Ya sudah," kata Jokowi.
Selain itu, Jokowi juga mengkritisi mundurnya lelang yang membuat pelaksanaan proyek. Pengerjaan proyek infrastruktur pada musim penghujan tentu membuat kualitasnya ikut menurun.
"Nggak mungkin buat konstruksi pekerjanya semua pakai payung. Jangan seperti ini kita ulangi lagi. Tahun depan kalau ada ulangi lagi e-tendering seperti itu akan saya lihat di kota mana, kabupaten mana, kementerian apa," katanya.
Jokowi pun meminta LKPP untuk mendorong penyerapan belanja anggaran bisa dilakukan lebih cepat, dengan lelang yang lebih awal. Bahkan, Jokowi meminta, proses lelang bisa segera dilakukan setelah DIPA keluar pada medio November-Desember. Sehingga, awal tahun proyek bisa segera berjalan.
"Pengadaan barang jasa harus tepat waktu. Keterlambatan sedikit saja bisa pengaruhi ekonomi, terutama belanja infrastruktur yang sensitif terhadap waktu," kata Jokowi.
Jokowi menekankan, peran APBN dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional cukup besar di tengah tekanan ekonomi global. APBN 2020 mencatat, anggaran belanja untuk infrastruktur sebesar Rp 423 triliun, Rp 508 triliun untuk pendidikan, dan Rp 132 triliun untuk kesehatan. Ia meminta kepada kementerian/lembaga untuk bisa melakukan belanja anggaran lebih cepat.
Petugas dari Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR) mengecek Sekolah Dasar (SD) Negeri Gentong yang ambruk di Kecamatan Gadingrejo, Pasuruan, Jawa Timur, Rabu (6/11/2019).
Kasus SDN Gentong
Bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gentong di Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, ambruk pada Selasa (5/11). Ambruknya bangunan sekolah dasar itu mengakibatkan dua orang korban meninggal dan sembilan luka-luka.
Dua korban meninggal terdiri dari satu siswa dan satu guru. Sementara 11 korban luka-luka merupakan siswa sekolah tersebut.
Polda Jawa Timur (Jatim) telah menurunkan tim untuk mengidentifikasi ambruknya SDN Gentong. Berdasarkan pemeriksaan sementara, konstruksi atap yang ambruk dan menimpa belasan siswa serta seorang guru tersebut diduga tidak sesuai prosedur.
"Polda Jawa Timur sudah memanggil laboratorium forensik kita sudah berangkat menuju ke Pasuruan Kota guna memeriksa konstruksi dan memeriksa keseluruhan dari bangunan-bangunan," Kabid Humas Polda Jatim Komisaris Besar Polisi Frans Barung Mangera di Mapolda Jatim, Surabaya, Selasa (5/11).
Barung menjelaskan, tim laboratorium forensik dikirim untuk memeriksa konstruksi bangunan karena gedung yang ambruk tersebut baru saja dibangun. "Itu (bangunan) dikerjakan tahun 2017," kata dia
Barung mengaku, polisi mendapat informasi, di bagian atas bangunan, genting hanya dilapisi dengan seng. "Nanti akan diputuskan setelah hasil yang namanya scientific identification kita bekerja," ujar Barung.
Barung menyatakan, kasus ini ditangani bersama antara Polresta Pasuruan dan Polda Jatim. Ia memastikan kasus ini mendapat atensi khusus karena ada korban jiwa.
"Kita ambil alih ini, bersama Polres Pasuruan Kota. kita akan update terus ini," ujar Barung.
Kapolres Pasuruan Kota, AKBP Agus Sudaryatno, menyebutkan, faktor konstruksi bangunan yang rapuh diduga menjadi penyebab ambruknya empat atap sekolah SDN Gentong Kota Pasuruan. Menurut dia, dugaan tersebut mengemuka saat petugas melakukan olah TKP sementara yang disandingkan dengan cuaca saat kejadian ambruknya bangunan tersebut.
"Kita melihat rangka bangunan tidak sesuai spesifikasi," kata AKBP Agus Sudaryatno, Selasa (5/11).
Keadaan ruangan kelas yang ambruk di SDN Gentong Kota Pasuruan, Rabu (6/11).