Rabu 06 Nov 2019 14:19 WIB

Alasan Nasdem Mengklaim Anies Sebagai 'Orang Dalam'

Anies disebut punya historis yang melekat dengan Nasdem.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) menjawab pertanyaan wartawan usai menjenguk Presiden ketiga RI BJ Habibie di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD), Jakarta, Selasa (10/9/2019).
Foto: Antara/Galih Pradipta
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) menjawab pertanyaan wartawan usai menjenguk Presiden ketiga RI BJ Habibie di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD), Jakarta, Selasa (10/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Arif Satrio Nugroho, Nawir Arsyad Akbar

Partai Nasional Demokrat (Nasdem) menjelaskan mengapa mereka belakangan mendekati sosok Gubernur DKI Jakarta ANies Baswedan. Nasdem juga mengundang Anies untuk menghadiri Kongres Nasdem pada 8-11 November 2019.

Baca Juga

Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya menyebut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan adalah orang dalam di Partai Nasdem. Anies disebut punya historis yang melekat dengan Nasdem.

"Anies bukan orang asing. Anies itu orang dalam di Nasdem," ujar Willy saat ditemui di Kompleks Parlemen RI, Senayan, Jakarta, Selasa (5/11).

Willy membantah anggapan undangan untuk Anies ke Kongres Nasdem sebagai persiapan menuju 2024. Namun, ia mengakui, Anies menjadi bagian dari Nasdem.  Anies menjadi pembaca Manifesto Nasional Demokrat, beberapa tahun silam saat Nasdem masih berbentuk ormas, sebelum akhirnya menjadi partai politik.

Willy kembali menegaskan, undangan untuk Anies karena Anies merupakan gubernur DKI Jakarta. Anies dianggap sebagai tuan rumah, di mana Nasdem menggelar Kongresnya, yakni di DKI Jakarta.

"Pak Anies itu kan gubernur DKI. Ya wajar dia memberikan sambutan. Karena kalau kongres dilakukan di Makassar pasti gubernur Sulsel. Kalau di Jawa Timur pasti Bu Khofifah," ujar Willy menegaskan.

Nasdem memang kerap membantah undangan yang ditujukan ke Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ke Kongres Partai Nasdem berkaitan dengan kontestasi Pilpres 2024. "Sebagai gubernur dan kebetulan ada hubungan historis, tapi utamanya sebagai gubernur DKI, sebagai tuan rumah," kata politikus Nasdem, Saan Mustopa.

Saan menyebut, undangan Anies masih terlalu jauh bila dikaitkan dengan kontestasi Pilpres 2024. "Ah, kita tidak (membicarakan) itu, masih jauhlah, kita belum ini, itu kan masih jauh belum dibicarakan lah," ujar Sekretaris Fraksi Nasdem di DPR RI tersebut.

Saan menjelaskan, sejauh ini persiapan kongres yang rencananya akan digelar di Jakarta pada 8 November 2019 sudah hampir selesai secara teknis dan materi. Kehadiran Anies, lanjut Saan, untuk memberikan sambutan selaku tuan rumah.

"Kehadiran Pak Anies di kongres sebagai tuan rumah DKI Jakarta nanti akan memberikan sambutan ucapan selamat datanf karena peserta kan nasional, banyak dari daerah, kepala daerah lain, dari Nasdem," ujar dia.

photo
Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, dan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, memberikan keterangan kepada wartawan seusai menggelar pertemuan di Kantor DPP NasDem, Jakarta, Rabu (24/7).

Bagi analis politik, Pangi Syarwi Chaniago, undangan untuk Anies dinilai sebagai salah satu rangkaian manuver Nasdem menuju kontestasi Pilpres 2024. Langkah itu dinilai menjadi bagian dari penjajakan Nasdem mencari sosok yang tepat sebagai capres.

Pangi menilai, Joko Widodo (Jokowi) sudah menjadi masa lalu bagi Nasdem. Sehingga, partai pimpinan Surya Paloh itu mencari sosok yang tepat untuk mempersiapkan masa depan. Anies, kata dia, dilirik Nasdem karena saat ini memiliki potensi.

"Nasdem tidak akan mengakui itu, tapi ini adalah agenda konsolidasi (menuju) 2024, bagaimana Anies masa depan adalah Jokowi masa lalu," kata Pangi saat dihubungi, Senin (4/11).

Pangi menjabarkan, gerakan dan manuver Nasdem sudah terlihat mulai dari pertemuan Anies dan Surya Paloh beberapa waktu lalu, dilanjutkan pertemuan dengan PKS yang merupakan pengusung Anies, hingga mengundang Anies langsung ke Kongres Nasdem.

"Itu kan rangkaian. Sebetulnya kalau kita cermati semacam itu sebetulnya ada fase yang sedang didalami oleh Nasdem," ujar direktur Voxpol Research and Consulting itu.

Nasdem, disebut Pangi, piawai membaca momentum dan peluang. Meski 2024 terbilang masih jauh, memupuk konsolidasi politik dalam waktu lima tahun dinilai Pangi bukanlah waktu yang lama. Apalagi, lanjut Pangi, Anies saat ini dianggap punya potensi.

"Kebijakan Nasdem mengundang Pak Anies adalah kebijakan yang bijak, memahami peluang Anies di Pilpres 2024," ujar dia.

Respons PKS

Melihat fenomena kedekatan Nasdem dengan Anies, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyebut bahwa Anies dapat diusung atau didukung oleh partai manapun. PKS pun tidak menampik kerja sama dengan Nasdem pada masa mendatang.

"Menurut saya sih tidak ada istilah kunca-kunci, orang bebas aja. Nasdem dukung (Anies), kalau partai lain mau dukung kan bagus-bagus aja, tidak ada istilah ngunci," ujar Ketua Fraksi PKS di DPR, Jazuli Juwaini, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (6/11).

Ketua Umum PKS Sohibul Iman dan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh telah bertemu. Kedua partai pun telah membahas beberapa poin kesepakatan.

"Secara garis besar kita akan bangun kerja sama pada poin-poin yang sepakat, bisa saja (dengan Nasdem) tetapi tidak harus. Artinya, kita lihat saja perkembangan," ujar Jazuli.

Untuk saat ini, kata Jazuli, kedua partai menjalin kerja sama di parlemen. Nasdem di dalam pemerintahan, sedangkan PKS di kubu oposisi. Namun, keduanya memiliki satu tujuan, yaitu membangun Indonesia menjadi lebih baik.

"Titik kita sama-sama tanggung jawab membangun dan menjaga negara ini, prinsip dasar yang sudah diwariskan oleh Founding Father dan pendiri negeri ini," ujar Jazuli.

photo
Kesepakatan Prabowo-Surya Paloh

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement