REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy memastikan dirinya akan mengawal pemajuan kebudayaan nasional.
"Saya akan tetap mengawal Pemajuan Kebudayaan Nasional kita," kata Muhadjir dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu (6/11). Muhadjir menegaskan hal tersebut saat menghadiri Peringatan Hari Wayang Dunia Ke-V dan Hari Wayang Nasional Tahun 2019 di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Selasa (5/11) malam.
Menko PMK menyatakan negara harus hadir untuk pemajuan kebudayaan. Bentuk hadirnya negara adalah dengan disahkannya UU No.5/2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Selain itu sedang diupayakan dikeluarkannya regulasi turunan dari UU No.5/2017 berupa Peraturan Presiden tentang RIPK dan Strategi Kebudayaan.
"Bahkan tahun ini sudah ada DAK (dana alokasi khusus) Kebudayaan yang diharapkan jumlahnya tiap tahun meningkat serta sudah disetujui adanya dana abadi kebudayaan sebesar Rp 5 triliun," ungkap Menko PMK.
Menurut Muhadjir, dengan terbitnya berbagai regulasi tentang Pemajuan Kebudayaan diharapkan kegiatan di bidang kebudayaan dapat lebih masif lagi dilakukan oleh para pemangku kepentingan baik dari pemerintah, akademisi, dan masyarakat umum. "Salah satu contohnya adalah peringatan hari wayang dunia dan nasional yang dilaksanakan oleh ISI ini," ujarnya.
Wayang, Kata Menko PMK, merupakan salah satu pilar utama seni budaya bangsa Indonesia yang Adi Luhung. Dalam wayang mengandung pelajaran, fatwa, dan simbol-simbol yang menjadi nilai hidup dan moral bangsa Indonesia, terutama masyarakat Jawa.
Pada tanggal 7 November 2013 UNESCO menetapkan wayang sebagai warisan dunia tak benda. Penetapan Hari Wayang Nasional melalui Keppres 30 Tahun 2018. "Karena wayang adalah ekspresi budaya, dan budaya pada dasarnya ada di dalam ide dan pikiran," kata Muhadjir.