Senin 04 Nov 2019 17:49 WIB

BMKG Imbau Masyarakat Antisipasi Musim Pancaroba

Frekuensi hujan lebat akan lebih sering terjadi di musim pancaroba.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Muhammad Hafil
Logo BMKG
Logo BMKG

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan, sejumlah wilayah mulai memasuki musim pancaroba atau masa peralihan musim kemarau ke musim hujan pada awal November. Pada musim pancaroba, frekuensi hujan lebat bahkan sangat lebat disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat.

Kepala Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Hary Tirto Djatmiko bahkan mengatakan, dapat dimungkinkan angin kencang tersebut berupa puting beliung. Untuk itu, BMKG mengimbau masyarakat mengantisipasi terjadinya hujan lebat.

Baca Juga

"Antisipasi yang dapat dilakukan masyarakat terkait dengan hujan lebatnya dengan melakukan pengecekan dan pembersihan saluran air (drainase)," ujar Hary kepada Republika, Senin (4/11).

Ia melanjutkan, hal itu untuk mengantisipasi kejadian genangan maupun banjir terutama daerah-daerah yang menjadi langganan banjir seperti wilayah yang berada di daerah aliran kali/sungai. Termasuk daerah cekungan maupun daerah pesisir.

Kemudian, ia juga meminta masyarakat waspada longsor terutama wilayah yang berada di daerah dengan tingkat bergerakan tanahnya tinggi seperti perbukitan, lereng, dan pegunungan. Bagi masyarakat yang berkendara baik sepeda motor maupun mobil diimbau waspada jalan licin dan jarak pandang yang terbatas.

Hary juga mengimbau masyarakat tidak berlindung di bawah pohon yang memungkinkan roboh akibat sambaran kilat atau petir yang menyertai hujan. Jika berlindung harus dipastikan di bangunan yang kuat dan kokoh.

Selain itu, terkait dengan hujan yang dibarengi dengan kilat atau petir, BMKG juga mengimbau masyarakat melakukan pengecekan kelistrikan baik di rumah maupun bangunan yang lain. Lalu untuk mengantisipasi datangnya angin kencang saat hujan, kata Hary, perlu merapikan pohon-pohon besar dan tinggi untuk mengurangi beban pada pohon tersebut.

"Melakukan pengecekan kualitas pohon, yang lapuk atau tidak. Termasuk juga melakukan pengecekan dan penguatan bagian-bagian bangunan konstruksi seperti baliho, papan reklame, dan lain-lain," tutur Hary.

Ia menambahkan, masyarakat juga sebaiknya melakukan pengecekan dan penguatan bagian-bagian atap dari bangunan semi permanen maupun non permanen. Hal tersebut diatas perlu dilakukan untuk menghindari peristiwa yang tidak diinginkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement