Ahad 03 Nov 2019 16:43 WIB

125 Keluarga di Manggarai Masih Terima Bantuan Air Bersih

125 Keluarga di Manggarai, Jaksel, kesulitan air sejak dua bulan terakhir.

Warga mengambil bantuan air bersih. (ilustrasi)
Foto: Republika
Warga mengambil bantuan air bersih. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 125 keluarga atau sekitar 200 jiwa di Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, masih menerima kiriman air bersih dari BPBD DKI Jakarta. Mereka kesulitan air sejak dua bulan terakhir.

"Sampai hari ini warga kami masih menerimakiriman air bersih dari BPBD DKI Jakarta yang dikirim melalui Palyja, tadi masuk jam 09.00 WIB pagi," kata Lurah Manggarai, Budi Santoso saat dihubungi, Ahad (3/11).

Baca Juga

Budi mengatakan 125 keluarga tersebut tersebar di delapan RT yang ada di RW 10 yakni RT 004 sampai 009, RT 011 dan RT 015. Menurut dia, kondisi kesulitan air ini sudah terjadi sejak dua bulan terakhir dan bantuan air bersih dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta baru diterima warga sejak 29 Oktober 2019.

Bantuan kiriman air tiba setiap harinya antara pagi dan sore hari yakni jam 09.00 WIB dan jam 15.30 WIB. Setiap hari ada dua tangki air Palyja yang datang mengirimkan air, satu tangkidapat mengisi empat toren air berupa tandon dengan kapasitas 250 liter.

"Total ada delapan tangki air dipasang di wilayah tersebut," kata Budi.

Menurut anggota Lembaga Masyarakat Kota (LMK) RW 01, Muhammad Cahya Komar atau Pak Chepy, selama dua bulan terakhir warga kesulitan air karena kemarau panjang yang terjadi. Ia mengatakan warga di wilayah tersebut memiliki saluran air PAM yakni Palyja, tetapi selama kemarau debitnya kecil dan hanya keluar atau mengucur setiap subuh dan malam hari.

"Itu pun kecil airnya, tidak lancar," kata Chepy.

Selain memiliki saluran air PAM, warga sekitar juga memiliki sumur timba dengan kedalaman hingga 30 meter. Namun, volumenya kecil hanya bisa ditimba dua sampai tiga kali, setelah itu airnya berubah keruh karena tanahnya ikut terangkut.

Selama dua bulan, warga bertahan menggunakan air dari rumah warga yang memiliki air lancar seperti di RT 013. Sedangkan warga di RT 012 mengambil air dari mushola terdekat dengan cara patungan membayar listrik.

Setelah kesulitan air bersih semakin luas dan warga mulai terbebani dengan biaya listrik, pihak LMK melaporkan kepada lurah untuk meminta bantuan ke BPBD DKI Jakarta. Sejak 29 Oktober bantuan kiriman air bersih masuk ke RW 10.

Awalnya untuk empat tanki, setelah itu bertambah menjadi delapan, setelah warga banyak yang melaporkan sulit mendapatkan air. "Kalau dengan bantuan air dari BPBD ini kan gratis tidak perlu bayar," kata Chepy.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement