Kamis 31 Oct 2019 13:46 WIB

IM2 Kampanyekan Gerakan Penghijauan tanpa Sampah Plastik

Seluruh karyawan diwajibkan menggunakan botol minum isi ulang yang diberikan gratis.

Program 'Gerakan Penghijauan' ini mendapat respons positif dari seluruh karyawan dan direksi PT Indosat Mega Media. Seluruh karyawan diwajibkan menggunakan botol minum isi ulang yang diberikan perusahaan secara cuma-cuma.
Foto: Foto: Istimewa
Program 'Gerakan Penghijauan' ini mendapat respons positif dari seluruh karyawan dan direksi PT Indosat Mega Media. Seluruh karyawan diwajibkan menggunakan botol minum isi ulang yang diberikan perusahaan secara cuma-cuma.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsumsi air minum bagi karyawan di lingkungan kantor PT Indosat Mega Media (IM2), cukup tinggi. Hal itu ditandai dengan banyaknya kebutuhan air mineral dalam kemasan plastik. Tak terasa, dampaknya adalah timbunan sampah botol atau gelas plastik.

Mendukung program pengurangan sampah plastik, karyawan IM2 mencanangkan  program 'Gebrakan Penghijauan' yang sudah diluncurkan pada acara Ulang Tahun IM2 ke-19 PT Indosat Mega Media (IndosatM2). Perusahaan ini berdiri pada 25 September 1996 dan mulai beroperasi di tahun 2000. Namun perayaan ulang tahun IM2 tahun ini dirayakan pada 14 Oktober 2019 lalu di Kantor Pusat IM2, Jalan Kebagusan Raya No. 36, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Program 'Gerakan Penghijauan' ini mendapat respons positif dari seluruh karyawan dan direksi PT Indosat Mega Media. Seluruh karyawan diwajibkan menggunakan botol minum isi ulang yang diberikan perusahaan secara cuma-cuma.

Dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Corporate Communication IM2 Sandhy Permadi menjelaskan, penggunaan botol minum pribadi non-plastik ini bertujuan untuk meminimalisasi penggunaan kemasan berbahan plastik. "Seluruh ruang rapat yang ada di Kantor Pusat IM2 sudah tidak lagi menyediakan air mineral dalam kemasan plastik," tutur Sandhy, di Jakarta, Rabu (30/10).

"Kami di IM2 komit untuk mengurangi penggunaan plastik, semoga langkah kecil ini menjadi inspirasi Indonesia," tutur Sandhy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement