Senin 28 Oct 2019 14:19 WIB

Nelayan Muara Angke Keluhkan Tangkapan Ikan yang Rendah

Tangkapan ikan nelayan terus merosot dalam tiga bulan terakhir.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Sejumlah pekerja menyelesaikan pondasi dermaga di Muara Angke, Jakarta Utara.
Foto: Republika/Fakhri Hermansyah
Sejumlah pekerja menyelesaikan pondasi dermaga di Muara Angke, Jakarta Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nelayan asal Muara Angke, Durakhim (49 tahun), mengeluhkan hasil tangkapan ikan yang terus merosot dalam tiga bulan terakhir. Tangkapan yang rendah itu diprediksi lantaran faktor musim kemarau yang belum usai.

Dia membeberkan, faktor kemarau sangat berpengaruh pada hasil tangkapan ikan yang dihasilkan. Dalam musim dan cuaca yang normal, hasil tangkapan ikan nelayan di sekitar Muara Angke dapat menangkap 12 peti ikan yang masing-masing petinya berisi 50 kilogram (Kg). Namun saat ini, ikan yang ditangkap hanya kisaran dua-tiga peti.

Baca Juga

"Makin turun (hasil tangkapan), cuacanya nggak bagus," kaya Durakhim kepada Republika.co.id, di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta, Senin (28/10).

Rendahnya tangkapan ikan juga dibarengi dengan kelangkaan ikan di laut. Menurut Durakhim, kelangkaan ikan memaksanya untuk berlayar hingga perairan Kerawang, Jawa Barat, dengan estimasi biaya pengeluaran solar sebesar 200 liter dalam satu kali melaut.

 

Dia menyayangkan minimnya subsidi solar yang digelontorkan pemerintah kepada para nelayan. Menurut Durakhim, kondisi perikanan tangkap belum menggairahkan khususnya terhadap pendapatan nelayan. Sebagai anak buah kapal (ABK), dia mengaku hanya mendapat penghasilan rata-rata Rp 500 ribu per pekan.

"Pendapatan nggak tentu, kadang Rp 500 ribu seminggu melaut," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement