REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kunjungan turis ke Kota Bandung melalui Bandara Husein Sastranegara sepanjang satu tahun terakhir mengalami penurunan mencapai 150 ribu pengunjung. Kondisi tersebut berlangsung pascarencana dan dilakukannya pengalihan 13 rute penerbangan dari Bandara Husein ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati.
"Setahun kemarin berkurang 150 ribu (pengunjung) lewat Bandara Husein Sastranegara. Pada 2018, 7,5 juta pengunjung ke Kota Bandung dari berbagai akses (publik)," ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung, Kenny Dewi Kaniasari, Senin (28/10).
Menurutnya, turis yang hilang tersebut merupakan wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara. Mereka katanya lebih memilih destinasi objek wisata di tempat lain seperti di Daerah Istimewa Yogyakarta atau Bali.
"Untuk MICE, Bandung dilewati. Sekarang tujuan Kota MICE lebih disenangi Yogya dan Bali dari arah Jakarta. Karena untuk luar Jawa, (penerbangan) Husein dialihkan ke Kertajati dengan jarak tempuh 2,5 jam," katanya.
Dia berharap 13 penerbangan yang dialihkan ke Bandara Kertajati untuk dikembalikan ke Bandara Husein Sastranegara. Sebab saat ini, Bandara Husein tidak hanya digunakan oleh masyarakat Bandung namun juga termasuk warga di wilayah Priangan Timur.
"Sampai (tol) Cisundawu beres, di sini dulu. BIJB juga sepi. Saya bicara dengan anggota DPRD, mereka dukung. Ini perlu lobi Jawa Barat dan lobi," katanya.
Kenny menambahkan, wisatawan asal Malaysia mendominasi kunjungan ke Kota Bandung. Sedangkan Singapura mencapai 20 hingga 30 persen dari total kunjungan wisatawan mancanegara.
"Penutupan Husein Sastranegara sebagai bandara komersial bisa menimbulkan dampak serius berikut jumlah kunjungan wisatawan," katanya.