Senin 28 Oct 2019 08:24 WIB

Khofifah Tantangan Pemuda Wujudkan Keunggulan Bangsa

Khofifah ingatkan esensi peringatan hari sumpah pemuda

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Warga membentangkan bendera Merah Putih saat memperingati Hari Sumpah Pemuda di kampung nelayan Greges, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (27/10/2019).
Foto: Antara/Moch Asim
Warga membentangkan bendera Merah Putih saat memperingati Hari Sumpah Pemuda di kampung nelayan Greges, Surabaya, Jawa Timur, Ahad (27/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengingatkan generasi muda Indonesia terkait esensi peringatan Hari Sumpah Pemuda. Menurut Khofifah, Sumpah Pemuda yang digelorakan tahun 1928 lalu tidak berhenti sebatas tiga ikrar saja. Lebih dari itu, kata dia, Sumpah Pemuda mengamanatkan kepada seluruh generasi penerus bangsa untuk terus memperkuat dan menjaga tiga pernyataan itu

“Jangan lupa kita pernah berikrar bersama. Bertumpah darah satu tanah air Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia, berbahasa satu bahasa Indonesia. Ini tugas kita bersama, bukan cuma pemerintah. Beda pandangan dan pemikiran boleh, pecah jangan," kata Khofifah di Surabaya, Senin (28/10).

Khofifah mengatakan, tantangan pemuda di tahun 1928 tentu sangat berbeda dengan tantangan pemuda saat ini. Bila dulu pemuda Indonesia bersatu menghadapi penjajah, maka saat ini pemuda Indonesia dihadapkan pada era kompetisi global yang jauh lebih sulit. Maka, pemuda Indonesia harus bersatu agar kemajuan dan keunggulan bangsa dapat terwujud.

Melihat perkembangan pemuda saat ini, Khofifah mengaku optimistis Indonesia bisa berkompetisi ke depan, bisa memenangkan persaingan ke depan. Itu pun jika pembangunan sumber daya manusia dioptimalkan. 

Khofifah mengatakan, untuk menghadapi revolusi industri 4.0, generasi Indonesia harus adaptif dan berpikir cepat. Yakni dalam menghadapi perubahan teknologi informasi yang masif dan membuat transformasi industri yang lebih visioner.

"Pemuda merupakan ujung tombak bagi bangsa dan negara ini. Saya optimistis Indonesia kedepan bisa menjadi salah satu kekuatan ekonomi baru dunia jika kita optimal memanfaatkan peluang di era digital ini," ujarnya.

Namun demikian, Khofifah mengaku prihatin terkait masih adanya generasi muda Indonesia yang seperti kehilangan arah dan jejak sejarah bangsa. Terjebak pada lingkaran konsumerisme, hedonisme, aksi kekerasan dan kenakalan remaja, narkotika, pornografi, radikalisme, dan terorisme.

Jika hal ini terus dibiarkan, tambah Khofifah, maka tidak bisa dibayangkan seperti apa wajah Indonesia di masa yang akan datang. Karenanya, lanjut dia, pendidikan moral dan karakter serta iman dan taqwa harus terus senantias digencarkan.

"Anak-anak muda harus menjadi generasi yang berkepribadian kuat dan memiliki prinsip yang kokoh karena mereka pemegang kendali bangsa ini. Saya ingin dan meminta seluruh pihak ikut ambil andil mengawal ini," kata Khofifah.

Peringatan Sumpah Pemuda ke-91 tahun 2019 ini mengambil tema “Bersatu Kita Maju”. Tema ini diambil untuk menegaskan kembali komitmen yang telah dibangun oleh para pemuda yang diikrarkan pada 1928 dalam Sumpah Pemuda. Bahwa hanya dengan persatuan, cita-cita bangsa dapat terwujud.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement