Sabtu 26 Oct 2019 16:29 WIB

Sambut Sumpah Pemuda, Risma Bentangkan Bendera 2 Km

Bendera Merah Putih merupakan simbol pemersatu bangsa Indonesia.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Gita Amanda
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan ribuan pelajar membentangkan bendera merah putih sepanjang dua kilometer (km), di Monumen Tugu Pahlawan, Sabtu (26/10).
Foto: Pemkot Surabaya
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan ribuan pelajar membentangkan bendera merah putih sepanjang dua kilometer (km), di Monumen Tugu Pahlawan, Sabtu (26/10).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dalam rangka menyambut peringatan Hari Sumpah Pemuda dan Hari Pahlawan, Pemerintah Kota Surabaya menggelar serangkaian acara. Salah satunya acara yang bertajuk “Sumpah Merah Putih” yang digelar di Monumen Tugu Pahlawan, Sabtu (26/10). Pada acara tersebut, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan ribuan pelajar membentangkan bendera merah putih sepanjang dua kilometer (km).

Pada acara tersebut, dibacakan Sumpah Merah Putih oleh Risma yang kemudian diikuti oleh ribuan pelajar. Kemudian, ribuan pelajar itu bersama-sama berjalan beriringan membentangkan kain merah putih sepanjang dua kilometer mengitari area luar dan masuk lagi ke area dalam Tugu Pahlawan.

Baca Juga

Risma mengatakan, sebelum tanggal 28 Oktober atau Hari Sumpah Pemuda dan sebelum Hari Pahlawan, dia ingin membuat sesuatu yang menyatukan anak-anak Surabaya dengan berbagai latar belakangnya. Harapannya, mereka nantinya bisa berjuang untuk bangsa dan negaranya dengan mencintai simbol-simbol negara.

“Akhirnya, dibuatlah acara ini. Awalnya, saya minta membentangkan bendera merah putih hingga mencetak rekor muri, tapi ternyata setelah dicek, rekor murinya 8 kilometer. Kalau sampai 8 kilometer pasti menutup jalan semuanya ini. Mungkin nantilah buat itu di pantai, tidak di sini,” kata Risma seusai acara.

photo
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan ribuan pelajar membentangkan bendera merah putih sepanjang dua kilometer (km), di Monumen Tugu Pahlawan, Sabtu (26/10).

Menurut Risma, Bendera Merah Putih itu merupakan simbol pemersatu bangsa Indonesia. Dengan alat pemersatu itu, maka diharapkan bisa maju bersama-sama. Oleh karena itu, dia juga berpesan kepada para pelajar dan warga Kota Surabaya untuk selalu menghormati bendera merah putih.

“Kalau kita tidak menghormati ya orang lain mungkin tidak akan menghormati kita juga, karena kita tidak mengakui alat pemersatu itu,” kata Risma.

Presiden UCLG ASPAC ini mengingatkan, yang paling penting untuk ditanamkan dalam diri anak-anak itu adalah kecintaannya kepada negeri dan bangsa ini. Jika mereka sudah memiliki rasa cinta terhadap negaranya, maka dia tidak akan tega mengkhianati dan menyakiti negara dan bangsanya sendiri. Bahkan, dia tidak akan mengambil yang bukan haknya, karena dia sudah cinta kepada negaranya sendiri.

“Ternyata betul, ketika saya di Korea, yang diajarkan pertama kali kepada anak-anak dan yang paling utama adalah cinta negaranya, jadi acara ini sangat cocok untuk mengajarkan cinta negara itu,” ujarnya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya Antiek Sugiharti menjelaskan, acara ini pertama kali digelar oleh Pemkot Surabaya. Karenanya, dia berkomitmen untuk menggelar acara serupa di tahun-tahun berikutnya demi menanamkan rasa cinta kepada negara dan bangsa Indonesia.

“Melihat antusiasme para pelajar, kami berusaha tahun depan akan digelar kembali,” kata Antiek.

Antiek menjelaskan, peserta yang ikut dalam pagelaran itu sebanyak 3.500 peserta, baik dari pelajar SMP maupun dari berbagai komunitas. Tidak hanya berasal dari Surabay, tapi juga dari berbagai daerah di pelosok negeri ini, seperti dari Nias, Maluku, dan berbagai daerah lainnya.

“Total peserta 3.500 yang didukung pula oleh sembilan komunitas yang tinggal atau kuliah di Surabaya,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement