Sabtu 26 Oct 2019 23:07 WIB

Besok, Sistem Kanalisasi 2-1 Mulai Diujicoba di Jalur Puncak

Sistem kanalisasi 2-1 akan menggantikan sistem buka tutup di jalur Puncak

Sejumlah kendaraan memadati jalur Puncak di Gadog, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (22/12/2018).
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Sejumlah kendaraan memadati jalur Puncak di Gadog, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (22/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, CIBINONG -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor bersama Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), akan mulai melakukan uji coba sistem kanalisasi 2-1 di Jalur Puncak, Bogor, Jawa Barat, mulai Ahad (27/10) besok. Sistem kanalisasi 2-1 merupakan pengganti sistem buka tutup di jalur tersebut.

"Uji coba sudah siap, akan dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober 2019 dan 3 Noveber 2019," ujar Bupati Bogor Ade Yasin di Cibinong, Bogor, Sabtu (26/10).

Baca Juga

Menurutnya, sistem kanalisasi 2-1 lahir atas dasar respon kebijakan rekayasa lalu lintas yang dilakukan untuk menanggapi usulan masyarakat terhadap kendala pelaksanaan kebijakan satu arah (one way) di Kawasan Puncak.

Ade Yasin mengatakan, sistem Kanalisasi 2-1 merupakan bagian dari program "Save Puncak", yakni membagi arus lalu lintas Jalur Puncak menjadi tiga lajur. Dua lajur ke arah yang sama, dan satu lajur ke arah sebaliknya sesuai dengan ketentuan waktu yang berlaku

"Tujuannya, mencari alternatif (jangka pendek) penataan lalulintas jalur puncak dengan memberi ruang aksesibilitas dua arah di jalur puncak pada akhir pekan atau musim liburan," katanya.

Ia mengungkapkan punya tiga 'ramuan' yang dikemas dalam program "Save Puncak" sebagai upaya mengurai kemacetan di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor. Tiga ramuan itu berupa solusi jangka pendek, menengah, dan panjang, yang merupakan hasil koordinasi antara Pemerintah Kabupaten Bogor dengan BPTJ, Kepolisian, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), serta elemen masyarakat di Kawasan Puncak.

Solusi jangka pendek antara lain, menyosialisasikan jalur alternatif dari pintu keluar Cibubur, mengadopsi petugas keamanan jalan raya (PKJR) yang telah dilakukan oleh pihak Taman Safari Indonesia (TSI). Kemudian, penyediaan shuttle service dan park and ride, pelebaran jalan raya, percepatan pembangunan rest area Gunung Mas, serta mengkaji kembali sistem one way.

Sedangkan solusi jangka menengah berupa penyediaan jalur alternatif Poros Tengah Timur atau biasa disebut Jalur Puncak Dua, pembatasan mobil melalui sistem ganjil genap, skema optimasi pembagian lajur, pembangunan jembatan penyeberangan orang (JPO), serta penataan PKL. Terakhir, solusi jangka penjang yaitu membangun kereta ringan atau membuat kereta gantung di Kawasan Puncak.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement