Jumat 25 Oct 2019 07:39 WIB

Drama Politik, Selingkuh, dan TKI Ala Desa Tangen Sragen

TKI Sragen di Korea menceraikan istrinya karena selingkuh dengan politikus desa.

Rep: Joglosemar/ Red: Joglosemar

SRAGEN, JOGLOSEMARNEWS.COM- Kisah tragis rumah tangga tenaga kerja indonesia (TKI) menyeruak di Sragen. Seorang TKI asal Desa Katelan, Tangen, Winarno (38), nekat memutuskan hendak menceraikan istrinya, MN (35), sepulang dari kerjanya di Korea.

Gara-garanya, TKI yang akrab disapa Win itu curiga dengan tabiat istrinya yang dikabarkan punya hubungan dekat dengan seorang perangkat desa di Tangen berinisial AS (38) selama ditinggal bekerja di Korea.

Kasus dugaan selingkuh itu mencuat setelah Win mencurahkan persoalan yang dialaminya kepada Joglosemarnews.com, kemarin. Ia mengisahkan sudah lima tahun merantau sebagai TKI di Korea. Sementara di rumah, istrinya tinggal bersama dua putranya.

Win mengaku selama berada di Korea, ia sudah kerap mengendus gosip dan mendengar kabar jika istrinya punya kedekatan lain dengan salah satu oknum perangkat di Tangen.

Kabar itu kemudian diklarifikasi setelah dirinya pulang dari Korea, awal bulan lalu. Ia mengaku ketika pulang tidak langsung menuju ke rumahnya namun memilih ke rumah orang tuanya dengan alasan memancing istrinya serta ingin menelusuri kabar tak sedap itu.

Setelah beberapa hari, Win baru menyambangi rumah dan bertemu istrinya. Cekcok pun tak terhindarkan.

Kesabaran Win akhirnya tak terbendung  setelah mendengar pengakuan istrinya yang sudah lima kali dengan oknum perangkat.

Dalam kondisi emosi tinggi, Win akhirnya memutuskan mengembalikan istrinya ke orang tua dan ngotot memutuskan untuk mengakhiri bahtera rumahtangganya dengan MN.

“Waktu masih di Korea, saya sudah dengar kabar itu. Saya tahan diri, tapi kok makin ke sini makin santer. Kemarin setelah saya pulang saya tanya dia bilang sudah lima kali. Akhirnya sudah, saya pilih pisah saja. Pesan saya hanya satu, mestinya sebagai perangkat itu bisa mengayomi warga, kenapa malah merusak rumah tangga orang,” ujar Win kepada Joglosemarnews.com.

Kabar geger rumah tangga Win dan MN yang diduga terusik orang ketiga itu sempat menjadi perbincangan warga di Tangen. Ada yang percaya, ada pula yang mengatakan bahwa kasus itu mencuat imbas dari persaingan Pilkades.

Pasalnya, oknum perangkat desa yang dituduh memiliki hubungan dengan istri Win, diketahui masuk dalam kepanitiaan Pilkades ketika Pilkades digelar 26 September 2019 silam.

Joglosemarnews.com pun mencoba menelusuri kebenaran informasi dugaan skandal asmara terlarang itu. Saat dikonfirmasi, AS membantah tudingan dirinya telah berselingkuh dengan istri Win.

Dia mengatakan kabar itu hanyalah gosip yang digoreng pihak tertentu dan dihembuskan menjelang Pilkades lalu. Terkait tuduhan itu, AS juga mengaku memang sempat didatangi oleh Win bersama istrinya di rumahnya terkait persoalan tuduhan selingkuh itu.

Menurutnya, saat itu ia memang meminta Win datang bersama istrinya lantaran tak tahan digosipkan ada kabar pengakuan istri Win pernah lima kali melakukan dengannya.

“Waktu itu saya memang bilang yen bojomu ngaku pernah nglakoni, kon mrene ditemokne saya siap. Akhirnya dia datang ke sini dan ternyata istrinya bilang ke saya terpaksa bilang gitu karena emosi dan panas dituduh terus. Saking panasnya dia bilang nek aku wis ping siji, loro, telu, papat lima we yo arep ngapa. Nah itu dijadikan dasar sebagai pengakuan, padahal kami nggak ada apa-apa dan nggak melakukan itu. Saya juga tanya tuduhan selingkuh itu buktinya apa, ternyata juga nggak ada bukti,” ujar AS.

AS tak menampik gosip selingkuh itu sudah disebarkan sejak setahun lalu.  Kala itu ia memang diminta mendampingi MN untuk mengurus kartu dan persyaratan BPJS di RSUD Sragen.

Karena pergi dengan mobilnya dan ia menduga ada warga yang tahu dan kemudian menyebar gosip bahwa dirinya punya hubungan khusus dengan MN.

“Padahal dulu itu hanya bantu ngurus BPJS. Mungkin ada yang nggak senang lalu nyebar gosip untuk menjatuhkan saya. Tapi nggak apa-apa, yang penting saya tidak. Saya juga bilang ke dia kalau ada masalah di keluarganya ya selesaikan sendiri di internal keluarga, jangan bawa-bawa orang lain,” tukas AS.

Pihak Pemkab melalui Sekda Sragen Tatag Prabawanto mengaku belum menerima aduan atau laporan baik lisan maupun tertulis perihal indikasi skandal asmara yang ditudingkan menyeret oknum perangkat di Kecamatan Tangen itu.

“Nggak ada aduan atau laporan itu,” paparnya dikonfirmasi wartawan, Kamis (24/10/2019).

The post appeared first on Joglosemar News.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan joglosemarnews.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab joglosemarnews.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement