Jumat 21 Nov 2025 18:19 WIB

Observatorium Bosscha Gelar Open House Pekan Ini

Open house ini juga menjadi sarana sosialisasi tata cahaya di kawasan Bosscha.

Petugas berjalan di depan Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Senin (16/1/2023). Observatorium Bosscha yang diresmikan pada 1 Januari 1923 atas prakarsa K. A. R. Bosscha bersama Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging (Perhimpunan Bintang Hindia-Belanda) pada tahun ini genap berusia 100 tahun. Observatorium Bosscha merupakan observatorium modern pertama di Asia Tenggara.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Petugas berjalan di depan Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Senin (16/1/2023). Observatorium Bosscha yang diresmikan pada 1 Januari 1923 atas prakarsa K. A. R. Bosscha bersama Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging (Perhimpunan Bintang Hindia-Belanda) pada tahun ini genap berusia 100 tahun. Observatorium Bosscha merupakan observatorium modern pertama di Asia Tenggara.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kabar gembira untuk kamu yang doyan keker langit, bulan, dan bintang nih. Observatorium Bosscha ITB akan menyelenggarakan Open House Observatorium Bosscha 2025 bertema “Menata Cahaya, Menjaga Bumi” pada Sabtu, 22 November 2025, pukul 09.00–15.00 WIB.

Kegiatan ini diperuntukkan bagi masyarakat sekitar melalui jalur undangan, meliputi kelompok keluarga, komunitas pendidik, perangkat RW dan desa, perwakilan kecamatan, Karang Taruna, serta pelaku UMKM dan wisata di kawasan Lembang.

Melalui kegiatan ini, Observatorium Bosscha berharap dapat meningkatkan literasi sains masyarakat, mengenalkan berbagai bidang keilmuan dan profesi STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematics) serta memperkuat peran Bosscha sebagai pusat penelitian, pendidikan, dan pelestarian lingkungan.

Pada tahun 2025, Observatorium Bosscha menjadi salah satu penerima hibah Program In-Saintek dari Direktorat Diseminasi dan Pemanfaatan Sains & Teknologi (Dir Minat Saintek) di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) untuk melaksanakan kegiatan diseminasi saintek bagi masyarakat.

Rangkaian program mencakup peningkatan literasi sains bagi anak-anak di sekitar observatorium serta penyelenggaraan pameran sains pada acara Astara Ganesha 2025. "Open House Observatorium Bosscha 2025 menjadi penutup rangkaian program tersebut sekaligus agenda terbesar untuk memperluas jangkauan edukasi Bosscha kepada publik," demikian rilis yang disampaikan Bosscha, Jumat (21/11/2025).

Tata Kelola Pencahayaan di Bosscha

Salah satu agenda utama Open House tahun ini adalah Sosialisasi Rekomendasi Penataan Cahaya bagi kawasan sekitar Observatorium Bosscha. Dalam beberapa tahun terakhir, peningkatan intensitas dan sebaran cahaya buatan di kawasan Lembang mulai berdampak pada kualitas langit malam yang menjadi aset penting bagi penelitian astronomi, pendidikan, dan keberlanjutan ekosistem malam.

"Polusi cahaya yang tidak terkendali berpotensi mengurangi kemampuan observasi, mengganggu satwa malam, serta mengikis identitas Lembang sebagai kawasan wisata ilmiah," demikian menurut Bosscha.

Kegiatan sosialisasi ini diharapkan dihadiri oleh pejabat dan perwakilan dinas Pemerintah Kabupaten Bandung Barat yang terkait dengan lingkungan hidup, penataan ruang, dan perizinan, serta perangkat desa dan kecamatan di wilayah Lembang. Acara ini juga melibatkan perwakilan masyarakat, pelaku usaha, dan komunitas lokal sebagai bagian dari upaya membangun kolaborasi lintas sektor.

Rekomendasi ini disusun untuk menjadi rujukan praktis bagi pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat dalam menerapkan tata kelola pencahayaan yang tertib dan berkelanjutan.

Penataan cahaya yang tepat tidak hanya melindungi kegiatan penelitian di Observatorium Bosscha.  "Tetapi juga mengurangi pemborosan energi, menjaga kesehatan fisik dan mental, menjaga keanekaragaman hayati malam hari, serta memperkuat daya tarik Lembang sebagai kawasan wisata edukasi yang ramah lingkungan," demikian menurut rilis.

Melalui sosialisasi ini, seluruh pemangku kepentingan diajak memperkuat komitmen bersama untuk mewujudkan kawasan yang lebih teratur, berkelanjutan, dan berpihak pada kelestarian langit malam. Langkah ini merupakan bagian penting dalam memastikan Observatorium Bosscha tetap berfungsi optimal sebagai laboratorium sains nasional sekaligus warisan budaya dan lingkungan yang harus dijaga untuk generasi mendatang.

Festival STEAM: Mengenal Beragam Profesi

Sebagai bagian dari Open House, Observatorium Bosscha menyelenggarakan Festival STEAM yang menghadirkan narasumber dari berbagai bidang untuk memperkenalkan beragam profesi terkait STEAM kepada masyarakat, terutama anak-anak dan keluarga.

Pengisi kegiatan meliputi Geolog dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Pemadam Kebakaran dari K3L ITB, Ahli Gizi dari Rumah Sakit Santo Borromeus, Dokter Hewan dari Balai Inseminasi Buatan (BIB) di Lembang, KPSBU Lembang, Program Studi Astronomi ITB, serta Kelas Ilustrasi Buku Anak (KIBA) FSRD ITB yang menampilkan peran desainer dan ilustrator dalam mendukung komunikasi sains.

Festival STEAM dikemas dalam sejumlah titik kunjungan yang dapat dieksplorasi secara bebas sepanjang acara. Pengunjung dapat mengikuti tur fasilitas penelitian di Observatorium Bosscha, mengunjungi rumah-rumah teleskop, dan menikmati pengamatan Matahari dan Bulan dengan pendampingan petugas.

Untuk anak-anak, tersedia Pojok Karir STEAM, sesi bercerita dan puppet making bersama tim KIBA – DKV FSRD ITB, serta Pojok Kreatif berisi aktivitas seni dan eksperimen sains sederhana.

Melalui rangkaian kegiatan ini, tamu undangan diajak mengenal Observatorium Bosscha lebih dekat dan merasakan pembelajaran sains yang menyenangkan, interaktif, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.

Festival ini juga menjadi momentum untuk menguatkan peran Observatorium Bosscha sebagai ruang perjumpaan antara sains, masyarakat, dan masa depan generasi muda.

sumber : Rilis
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement