REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPRD DKI dari Fraksi Gerindra, Mohammad Taufik mengatakan proses pemilihan Wakil Gubernur (wagub) DKI Jakarta di DPRD DKI Jakarta masih terganjal pola komunikasi PKS sebagai partai yang mengusung nama dua calon Wakil Gubernur. Menurut Taufik, perlu evaluasi pola komunikasi PKS dengan fraksi lain untuk memuluskan proses pemilihan wagub DKI.
"Kalau ini tidak jalan harus ada evaluasi. Apa figurnya yang kurang menarik, kurang dipahami, atau komunikasinya, jadi dua hal ini yang saya ajak diskusi dengan PKS," kata Taufik kepada wartawan, Kamis (24/10). Ia mengakui memang selama ini proses pemilihan wagub DKI seperti tidak jalan. "(agar jalan) Ya yang mustinya di depan (komunikasi) PKS dong.
Sebab menurut dia, soal wagub DKI ini adalah 'barang' PKS. "Masa dia duduk-duduk saja, kami yang lari-lari," tambahnya. Karena itu ia menekankan PKS harusnya aktif berkomunikasi, sambil menunggu Rapat Pimpinan Gabungan (Rapimgab) di DPRD DKI Jakarta. "Barang ini ada di DPRD. DPRD unsurnya banyak. Ya komukasi lah dengan semua unsur itu. Kalau duduk-duduk saja ya mana bisa," ungkapnya.
Taufik menyebut pola komunikasi seperti ini perlu dievaluasi. Apakah komunikasinya yang kurang baik, ada kurang lancar, atau figurnya yang kurang menarik. Menurut dia, dua itu saja sebenarnya. "Kita harus terbuka sebenarnya. Harus melakukan evaluasi. Ini begini begini, tapi kok tidak jalan," sebutnya.
Namun ia membantah bila proses wagub DKI yang berproses lama di DPRD DKI Jakarta ini akibat Fraksi Gerindra yang tidak lagi support dan mendukung. Menurutnya selama sudah berproses dan Gerindra sudah menyerahkan ke PKS dengan kesepakatan sudah ditandatangani, seharusnya PKS yang lebih aktif.
Taufik berharap kalau proses komunikasi wagub DKI ini bisa lancar antara PKS denhan Fraksi lain, ia menargetkan sebelum pergantian tahun Wagub DKI baru sudah terpilih. "Target saya sebelum tahun baru selesai," imbuhnya. Dengan catatan PKS harus lebih agresif, "PKS jangan duduk-duduk saja," terangnya.