Ahad 20 Oct 2019 08:41 WIB

TNI Aktifkan Pengacak Sinyal Drone

Pengacak sinyal drone aktif di Istana dan Gedung DPR.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Indira Rezkisari
Drone.
Foto: Pixabay
Drone.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau), Marsma TNI Fajar Adriyanto, mengonfirmasi kabar pengaktifkan pengacak sinyal drone di Istana Merdeka, Jakarta, dan Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, oleh aparat keamanan. Semua jenis drone akan jatuh jika terbang di dalam radius pengacak sinyal tersebut.

"Iya benar," ujar Fajar saat dikonfirmasi wartawan, Ahad (20/10). Informasi tersebut menyebutkan, pengacak sinyal drone pertahanan udara di Istana Merdeka dan DPR/MPR sudah aktif. Pengacak sinyal itu bekerja sengan mode pancaran dome sampai ketinggian 9.000 m dengan radius 15 km.

Baca Juga

Pengacak sinyal itu akan bekerja dengan mode flash alias menembak langsung ke sasaran sampai ketinggian 10.000 m dengan jangkauan 30 km. Ia menjelaskan, kedua pengacak sinyal itu sudah dicoba dan berhasi menjatuhkan semua jenis drone tanpa kecuali.

Di samping itu, jaringan rudal SAM QW-3 dengan radar pertahanan udara Smart Hunter juga disebut sudah disiapkan. Jaringan tersebut dipasang di wilayah Jakarta untuk menangkal ancaman pesawat berawak atau drone dengan ukuran besar.

Karena itu, daripada kehilangan drone, atau ditangkap, semua pihak diimbau untuk jangan mencoba terbang di sekitar dua lokasi tersebut. Saat ini, seluruh wilayah udara Jakarta sementara dibatasi untuk penerbangan yang tidak terjadwal, kecuali pesawat reguler serta pesawat dan drone intai untuk pengamanan.

Di samping itu, Satuan Tugas (Satgas) Pengamanan TNI Angkatan Udara (AU) mengerahkan radar pertahanan udara untuk pengamaman rangkaian pelantikan Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024. Personel TNI AU yang terlibat dalam Satgas Pengamanan berjumlah 500 orang.

"Personel yang terlibat lebih kurang 500 personel, terdiri dari penerbang, teknisi, radar, pengatur lalu lintas udara, paskhas, polisi militer, intelijen, logistik dan kesehatan," jelas Fajar.

Ia mengatakan, TNI AU mengerahkan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang dimiliki. Alutsista-alutsista itu, yakni pesawat tempur F16 Fighting Falcon, pesawat intai Boeing B737, pesawat terbang tanpa awak (PTTA), pesawat VVIP/VIP, pesawat angkut C130 Hercules dan CN295, helikopter VVIP/VIP dan SAR, radar pertahanan udara, serta rudal anti serangan udara.

Menurut Fajar, Satgas Pengamanan TNI AU bertugas mengamankan wilayah udara nasional, khususnya wilayah udara Ibu Kota. Selain itu, mereka juga akan mengamankan penerbangan dan pesawat khusus yang digunakan tamu-tamu negara, mengamankan perimeter bandara baik di HLP maupun CGK, dan bersiaga melakukan penyelamatan via udara dalam keadaan darurat.

"Kasau beserta pejabat TNI AU memantau situasi wilayah udara nasional di Pusat Operasi Pertahanan Udara Nasional (Popunas) di Markas Kohanudnas, Halim Perdanakusuma Jakarta," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement