Sabtu 19 Oct 2019 11:06 WIB

Kabinet Lama Masih Sisakan PR Wujudkan Indonesia Sentris

Untuk mewujudkan hal itu bukan hal mudah bahwa di Jawa pun masih ada spot yag blank.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Andi Nur Aminah
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat wawancara bersama Republika di Jakarta, Jumat (4/10).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat wawancara bersama Republika di Jakarta, Jumat (4/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masa kerja kabinet jilid satu pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla berakhir kemarin (18/10). Terakhir bekerja, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan sejumlah pekerjaan rumah (PR) yang belum selesai, terutama soal mewujudkan Indonesia sentris.

 

Baca Juga

Budi mengakui pada dasarnya pemerintah ingin mewujudkan Indonesia sentris, bukan Jawa sentris. Hanya saja, Budi mengungkapkan untuk mewujudkan hal tersebut bukan hal yang mudah. “Tapi di Jawa ada beberapa spot yang memang blank. Sehingga orang ke sana itu susah,” kata Budi di Hotel Borobudur, Jumat (18/10).

 

Budi menjelaskan, bagi sebagian orang justru lebih sulit menuju Cepu, Jawa Tengah ketimbang ke Papua. Konektivitas menurutnya masih sangat dibutuhkan karena ke Cepu justru masih harus menyelesaikan waktu tempuh berjam-jam. “Nah ini kan dalam satu negara yang sudah demikian baik, mestinya kita akomodasi juga,” tutur Budi.

 

Budi menitip pesan, untuk masa pemerintahan selanjutnya konektivitas masih menjadi hal yang harus dilanjutkan untuk terus dibangun. Bahkan, kata dia, presiden selalu memberikan arahan untuk memberikan fasilitas, konektivitas, prasarana pada daerah daerah yang memang membutuhkan.

 

“Jadi hari terakhir pun saya bersama-sama bu dirjen (Polana B Pramesti, Red) untuk membuktikan bahwa apa yang kita kerjakan di sini adalah suatu proses dan bisa dilanjutkan oleh siapapun,” ungkap Budi.

 

Pada hari terakhir kerjanya kemarin, Budi memastikan Kemenhub akan mengembangkan dua bandara di Jawa Tengah sekaligus. Kedua bandara tersebut yakni Bandara Ngloram di Cepu, Kabupaten Blora dan Bandara Dewadaru di Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.

 

Budi mengatakan bandara tersebut penting untuk dikembangkan. “Karena Karimunjawa adalah daerah wisata yang sangat potensial dan di bandara di Ngloram ini merupakan pusat kegiatan minyak. Banyak kegiatan bisnis di sana,” kata Budi.

 

Dengan begitu, Budi menilai pengembangan kedua bandara tersebut akan semakin meningkatkan konektivitas transportasi di wilayah tersebut. Dia mengharapkan untuk selanjutnya dapat mendorong sektor pariwisata di Jawa Tengah.

 

Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Polana B Pramesti mengatakan sudah menyiapkan anggaran untuk mengembangkan Bandara Ngloram. “Untuk Bandara Ngloram angaran untuk tahun ini sebesar Rp 46 miliar dan untuk 2020 ditambah menjadi Rp 76 miliar,” kata Polana di Hotel Borobudur, Jumat (18/10).

Sedangkan untuk Bandara Dewadaru, Polana memastikan Kemenhub sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp 9 miliar untuk  tahun ini. Sementara untuk 2010, Kemenhub akan menambah anggaran untuk pengembangan Bandara Dewadaru sebesar Rp 11 miliar. “Keseluruhan dananya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),” ujar Polana. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement