Selasa 15 Oct 2019 20:03 WIB

Demokrat Tanggapi Kembalinya Sandiaga ke Gerindra

Sandi sempat mundur karena diusung sebagai cawapres bukan sebagai perwakilan partai.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ratna Puspita
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Syarief Hasan
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Syarief Hasan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan menanggapi terkait kembalinya Sandiaga Salahuddin Uno ke Partai Gerindra. Syarief menanggapi santai terkait hal itu.

"Saya pikir biasa-biasa saja ya. Itu haknya Pak Sandi untuk berkiprah di politik, saya pikir bagus dan ya sah-sah aja," kata Syarif di kediaman Wakil Presiden Ma'ruf terpilih, di Menteng, Jakarta, Selasa (15/10) malam.

Ia mengatakan, Demokrat mengaku tak kecewa dengan keputusan Sandi tersebut. Ia menambahkan kembalinya Sandiaga ke Gerindra tidak ada hubungannya dengan Demokrat. "Kita cuma waktu pilpres kita mendukung dia," ujarnya.

Ketika berlaga pada Pilpres 2019, Sandiaga mundur dari Gerindra lantaran maju bukan sebagai wakil partai. Usai pilpres, Sandiaga resmi kembali bergabung bersama Partai Gerindra.

Sandi kemungkinan besar akan kembali mengisi posisi Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra. Rencananya, ia juga akan hadir pada Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) partai yang digelar di Padepokan Garudayaksa, Hambalang, Kabupaten Bogor.

"Kita juga akan menerima kembali Sandiaga Uno sebagai kader Gerindra dan kita akan memberikan tentu saja ucapan selamat datang," ujar Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani di Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (15/10).

Muzani menjelaskan, kembalinya Sandi ke Partai Gerindra merupakan hak darinya. Partai pimpinan Prabowo Subianto itu tak memaksa mantan Wakil Gubernur DKi Jakarta itu kembali menjadi kader.

"Dari awal Pak Sandi juga rasanya juga merasa dengan jalan perjuangannya dengan Gerindra sudah cocok, sehingga itulah jawaban kenapa kemudian beliau akan kita terima," ujar Muzani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement