Senin 14 Oct 2019 14:03 WIB

Palapa Ring Diresmikan, Internet Semakin Cepat

Pembangunan Palapa Ring di bagian timur ini melintasi 30 kabupaten

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
Proyek Palapa Ring pemerintah Indonesia.
Foto: kominfo.go.id
Proyek Palapa Ring pemerintah Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pengoperasian Palapa Ring yang telah rampung dibangun di seluruh daerah di Indonesia. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan, konsep Palapa Ring yang menjangkau hingga 514 kabupaten/kota ini sudah ada sejak tahun 2005 lalu namun belum pernah tereksekusi. Proyek ini baru dijalankan pada 2015 setelah adanya Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Menurut dia, selama ini Indonesia tertinggal dari negara tetangga dalam hal Teknologi Informasi dan Komunikasi atau ICT. Negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan juga Thailand lebih maju karena merupakan negara daratan sehingga pembangunannya pun lebih mudah.

"Dari spending, ICT infrastruktur terhadap PDB dari pemerintah kita hanya membelanjakan 0,1% dari PDB. Thailand 0,3% dari PDB, Malaysia 0,6% dari PDB," kata dia, Senin (14/10)

Ia melanjutkan, pembangunan Palapa Ring di bagian timur ini melintasi 30 kabupaten yang belum pernah mendapatkan infrastruktur komunikasi serta membangun interkoneksi 11 kabupaten di Papua dan 42 kabupaten di Papua Barat.

Pembangunan jaringan komunikasi berkecepatan tinggi ini menunjukan kebijakan pemerintah yang tak hanya Jawa sentris, namun Indonesia sentris. Sehingga kesejahteraan pun semakin merata hingga ke seluruh daerah terpelosok.

Selain itu, Palapa Ring juga diharapkan dapat memberikan dampak baik bagi perekonomian daerah maupun bagi kesejahteraan sosial. Lebih lanjut, Menkominfo menjelaskan, pembangunan Palapa Ring Barat sendiri sebelumnya telah rampung pada tahun lalu dan pembangunan Palapa Ring Tengah selesai pada awal tahun ini.

Sementara, pembangunan Palapa Ring Timur yang mencakup Papua, Maluku, NTT, hingga Rote Ndao sempat terhambat penyelesaiannya lantaran kondisi geografis yang tak mudah. 

"Di Papua kami membangun di 30 kabupaten kota baru yang tidak ada jaringan tulang punggung atau backbone internet kecepatan tinggi," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement