Ahad 13 Oct 2019 17:15 WIB

TNI Tegaskan akan Kembalikan Wamena Kondusif

Langkah represif akan diambil untuk membuat Wamena kondusif.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Muhammad Hafil
Prajurit TNI berjaga di antara warga yang gagal berangkat untuk mengungsi dengan menumpang pesawat Hercules TNI AU di Bandar Udara Wamena, Papua, Rabu (9/10/2019).
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Prajurit TNI berjaga di antara warga yang gagal berangkat untuk mengungsi dengan menumpang pesawat Hercules TNI AU di Bandar Udara Wamena, Papua, Rabu (9/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID,WAMENA — TNI dan Polri menegaskan akan mengembalikan kondusifitas dan keamanan di Kota Wamena. Pangdam Cenderawasih Mayjen Herman Asaribab menegaskan, personel keamanan tak akan lagi mengambil langkah pencegahan untuk pemulihan situasi. Kata dia, langkah tegas terpaksa harus dilakukan untuk mengembalikan rasa aman di Ibu Kota Jayawijaya tersebut.

“Tidak ada lagi kita melakukan tindakan-tindakan preventif. Tetapi kalau ada kejadian yang kita hadapi, kita akan represif. (Itu) untuk supaya situasi ini semakin kondusif ke depan. Itu saja,” ujar Herman  di Kodim 1702 Wamena, Ahad (13/10).

Baca Juga

Herman, sengaja berkantor di Wamena pada Ahad (13/10) bersama Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpaw. Kedua perwira itu diperintahkan otoritas tertinggi TNI dan Polri di Jakarta, untuk bekerja di Wamena, pascaaksi pembunuhan yang kembali terjadi di Wamena, pada Sabtu (12/10).

Tak ada kepastian sampai kapan kedua perwira itu bakal berkantor di Wamena. Akan tetapi, kedatangan keduanya, untuk memberikan jaminan dan kontrol tegas kepada para personel TNI dan Polri dalam mengembalikan keamanan dan kondusifitas di Wamena. Keamanan dan kondisifitas di  Wamena, kembali mencemaskan ketika terjadi insiden penikaman merenggut nyara, yang dilakukan orang tak dikenal kepada seorang pendatang asal Toraja di Wouma. Kejadian tersebut, membuat situasi di Kota Wamena, kembali mencekam sepanjang Sabtu (13/10).

Irjen Paulus mengatakan insiden penikaman tersebut, peristiwa yang masih terkait dengan kerusuhan 23 September. Menurut dia, setelah kerusuhan yang terjadi tiga pekan lalu, situasi di Kota Wamena sempat aman dan kondusif. Akan tetapi, aksi pembunuhan terhadap warga pendatang, kata dia, dilakukan oknum-oknum warga yang tak ingin Wamena kembali menjadi kota yang aman. Ia memerintahkan kepolisian lokal mengusut tuntas kasus tersebut. “Saya pikir kita, atas nama negara sebagai negara hukum, kita harus tegakkan hukum itu. Tidak boleh tidak. Itu yang mau kita lakukan,” tegas dia.

Terkait dengan pemulihan Kota Wamena, Paulus menambahkan, bersama Herman ia setuju untuk mengubah pola pengamanan di Ibu Kota Jawijaya itu. Kata dia, akan ada elaborasi antara Polri dan TNI untuk semakin meningkatkan kualitas pengamanan dengan cara-cara yang lebih tegas. Ia mencontohkan, dalam hal patroli, TNI dan Polri akan lebih masif melakukan gelar pasukan di jalan-jalan, bahkan akan melakukan razia-razia. “Kita mau tempatkan pos-pos kemudian dengan kekuatan yang signifikan,” ujar dia. Saat ini, menurut Kodim 1702 Wamena Letkol Inf Chandra Diyanto, siaga sekitar 1.400 personel gabungan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement