Sabtu 12 Oct 2019 06:22 WIB

Jakarta Pusat Tawarkan Wisata Jalan Kaki

Wisata Jalan Kaki atau Walking Tour di Jakarta Pusat memiliki enam rute.

Red: Nur Aini
Pemandangan Monumen Nasional (Monas) yang berada di jantung kota Jakarta, Senin (26/8/2019).
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Pemandangan Monumen Nasional (Monas) yang berada di jantung kota Jakarta, Senin (26/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Kota Jakarta Pusat menawarkan wisata jalan kaki atau walking tour menikmati dan mengeksplorasi kekayaan budaya, peninggalan dan bangunan bersejarah, kekayaan kuliner, serta kehidupan masyarakat di Ibu Kota.

Kepala Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jakarta Pusat Sonti Pangaribuan mengatakan, walking tour merupakan wisata jalan kaki ke situs budaya dan sejarah. Hal itu sekaligus salah satu cara berwisata yang biasa dilakukan di lingkungan perkotaan dengan seorang pemanduwisata atau pendamping.

Baca Juga

Di Jakarta, kata dia, walking tour belum terlalu banyak. Selama ini hanya dilakukan oleh komunitas-komunitas tertentu seperti penggemar sepeda kuno, pecinta sejarah, dan bangunan lama atau komunitas fotografi.

"Oleh karena itu kami melihat peluang pemerintah harus mengambil peran sebagai kolaborator. Masyarakat sebagai kooperator,” kata Sonti di sela melakukan Walking tour dari Sarinah ke All Seasons Hotel Thamrin yang juga diikuti oleh Wali Kota Jakarta Pusat, Bayu Meghantara di Jumat (11/10).

Wisata jalan kaki tersebut akan mulai dilakukan di enam rute sekaligus, yaitu rute Skyscraper (mulai dari gedung Sapta Pesona, Jalan Sabang, Djakarta Theatre, hingga All Seasons Hotel), rute City Center (mulai dari Museum Nasional dan berakhir di Jakarta’s Cathedral). Rute Pasar Baru (mulai dari stasiun Juanda hingga Museum Antara), rute Diversity (dimulai dari Masjid Istiqlal, Vihara Dharma Jaya, dan berakhir di Gereja PNIEL),

Kemudian rute Weltevreden (mulai dari Masjid Istiqlal dan berakhir di Monumen Pembebasan Irian Barat), dan terakhir adalah rute Menteng Prominent Residences (dimulai dari Taman Suropati hingga Masjid Cut Meutia).

Dengan jarak tempuh sekitar 2-3 kilometer di setiap rutenya, wisatawan akan diajak mengunjungi sekitar 8-9 tempat wisata budaya bersejarah seperti monumen, kawasan kuliner, taman kota, beberapa tempat ibadah hingga museum

Wisata itu memanfaatkan trotoar-trotoar di Jakarta Pusat. Menurut Sonti, wisatawan walking tour diharapkan dapat menikmati kota Jakarta Pusat dengan lebih intim.

"Selama berjalan kaki wisatawan akan bersentuhan langsung dengan pedagang-pedagang kecil. Jika mereka membelanjakan uangnya ke pedagang kecil, tentu ini juga akan membantu pendapatan masyarakat sekitar," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement