REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto harus menjalani operasi setelah diserang menggunakan pisau. Wiranto menjalani operasi sekitar 2,5 jam di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta.
Insiden penyerangan terhadap Wiranto terjadi di Alun-Alun Menes, Pandeglang, Banten, Kamis, pukul 11.55 WIB. Saat itu, dia baru saja menghadiri peresmian gedung kampus dan hendak menyapa tokoh masyarakat, ulama, dan warga yang berada di alun-alun.
Ia diserang tak lama setelah turun dari mobil yang ditumpanginya. Seorang pelaku yang diketahui bernama Syahril Alamsyah (SA) alias Abu Rara menyerang Wiranto dengan pisau. Wiranto sempat menepis dan mencoba menghindar.
Namun, ia tetap terluka di bagian perut. Selain Syahril, polisi juga mengamankan satu terduga pelaku lainnya yang turut terlibat penyerangan, yakni Fitri Andrianta Binti Sunarto.
Presiden Joko Widodo (Jokowi), Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK), dan para pejabat yang menjenguk Wiranto mengabarkan, Wiranto dalam kondisi baik. Jokowi tiba di RSPAD sekitar pukul 16.00 WIB dan langsung menuju Paviliun Kartika RSPAD.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo saat konferensi pers terkait penyerangan terhadap Menteri Kordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto di Pandeglang di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta, Kamis (10/10/2019).
Jokowi mengatakan, Wiranto dalam kondisi sadar saat ia menjenguknya. "Saat ini Bapak Wiranto dalam proses operasi," kata Jokowi seusai menjenguk Wiranto.
Jokowi mengaku menerima informasi insiden penusukan terhadap Wiranto beberapa menit setelah peristiwa itu terjadi. Dia pun langsung memerintahkan agar Wiranto segera dibawa ke RSPAD Gatot Soebroto menggunakan helikopter untuk mendapatkan perawatan medis.
"Saya mohon doa restu seluruh masyarakat, seluruh rakyat Indonesia, agar beliau segera diberikan kesembuhan serta kembali pulih," kata Jokowi.
Wakil Presiden Jusuf Kalla yang datang ke RSPAD pukul 16.30 WIB tak dapat bertemu secara langsung dengan Wiranto. Saat itu Wiranto sedang berada di ruang operasi. "Kondisinya baik. Karena masih di kamar operasi, tentu tidak bisa kita masuk. Mohon doa masyarakat," ujar JK.
JK mengaku tak menyangka kejadian penyerangan terhadap Wiranto tersebut. Apalagi, sudah ada prosedur operasional standar pengamanan terhadap pejabat, khususnya para menteri. "Ini pertama kali ada orang yang mencederai pejabat dengan tikaman," kata JK.