REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Menkopolhukam Wiranto diserang oleh sepasang suami-istri di Alun-alun Menes, Kecamatan Menes, Pandeglang, Banten. Peristiwa ini terjadi pada Kamis (10/10) sekitar pukul 11.30 WIB usai dirinya menghadiri peresmian Gedung Kuliah Bersama Mathlaul Anwar (UNMA).
Kapolda Banten Irjen Pol Tomsi Tohir menyebut bahwa penyerangan yang dilakukan oleh tersangka dengan inisial SA (31) dan FA (21) dilakukan dengan menggunakan Senjata tajam (Sajam) Belati dan Gunting.
"Tersangka laki-laki pakai belati dan yang perempuan pakai gunting, keduanya sedang kita proses," jelas Kapolda Banten Irjen Pol Tomsi Tohir, Kamis (10/10).
Penyerangan yang dilakukan oleh dua tersangka tersebut, dikatakannya mengakibatkan empat korban luka-luka, yaitu Menkopolhukam Wiranto, ajudan Danrem 064 MY, Kapolsek Menes dan tokoh UNMA Banten. Para korban disebutnya dalam kondisi sadar dan stabil setelah perawatan medis.
Kapolda mengklaim telah melakukan pengamanan maksimal, namun para tersangka disebutnya menerobos masuk kerumunan saat Menkopolhukam tengah menyapa masyarakat Menes.
"Pengamanan sudah kami lakukan, namun sejak beliau datang kan sangat welcome dengan masyarakat. Beliau menyapa dan ada anak sekolah juga yang mau foto-foto tapi dua anggota msyarakat ini menerobos masuk penjagaan dan melakukan upaya penganiayaan berasi dicegah tapi tidak sepenuhnya," jelas Kapolda.
Sementara para tersangka telah ditangani oleh tim Densus 88, Mabes Polri. Adapun rumah para pelaku yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian, yaitu di Kampung Sawah, Desa Menes, Pandeglang, Banten, telah diperiksa dan disterilkan dengan garis polisi.
"Motifnya sedang kita dalami, sementara belum ada sangkut paut apa-apa. Saat ini saya sedang akan memimpin pengembangan penyidikan," terang Kapolda.