Kamis 10 Oct 2019 20:05 WIB

Penusukan Wiranto, Bupati Khawatir Bantuan Pusat Dikurangi

Bupati mengutuk keras insiden penusukan Wiranto.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Muhammad Hafil
Kediaman tersangka pelaku penusukan Menkopolhukam Wiranto, SA (31) dan FA (21) di Kampung sawah, Menes, Pandeglang, Banten, Kamis (10/10).
Foto: Republika/Alkhaledi Kurnialam
Kediaman tersangka pelaku penusukan Menkopolhukam Wiranto, SA (31) dan FA (21) di Kampung sawah, Menes, Pandeglang, Banten, Kamis (10/10).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Bupati Pandeglang Irna Narulita mengutuk pelaku penyerangan terhadap Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Wiranto di Lapangan Alun-alun Menes, Kamis (10/10). Menurut dia, perbuatan penusukan terhadap menteri itu merusak nama baik Pandeglang dan masyarakatnya.

"Dengan adanya kejadian ini merusak nama baik Pandeglang. Saya sangat mengutuk perbuatan yang sangat biadab ini," ujar Irna saat dihubungi Republika, Kamis.

Baca Juga

Irna mengatakan, pelaku penusukan bukan orang Pandeglang. Akan tetapi, nama baik Pandeglang dan masyarakat Pandeglang rusak akibat perbuatan orang lain yang peristiwanya terjadi di Menes, Pandeglang itu.

Ia menyampaikan permohonan maaf atas nama Pemerintah Kabupaten Pandeglang dan masyarakat Pandeglang terkait insiden tersebut. Irna khawatir pemerintah pusat tak lagi perhatian dan memberikan bantuan untuk Pandeglang yang tengah mengejar kesetaraan dengan daerah lain di Banten seperti Serang dan Tangerang.

"Saya khawatir saja pemerintah pusat sedikit banyak perhatian, kekhawatiran kepada kami ini berkurang, dan ini kan merugikan masyarakat kami yang sedang betul-betul mengandalkan bantuan dari pemerintah pusat," jelas dia

Ia mengaku akan merapatkan barisan untuk mencegah radikalisme masuk ke dalam tataran masyarakat khususnya anak-anak. Selain itu, pihaknya akan mengadakan rapat dengan camat, kepala desa, hingga RT/RW untuk mengidentifikasi orang yang akan tinggal di Pandeglang.

Ia menuturkan, Wiranto datang ke Pandeglang untuk meresmikan gedung perkuliahan Universitas Mathlaul Anwar. Irna juga menjadi undangan yang mewakili Gubernur Banten yang tak bisa hadir dalam peresmian tersebut.

Menurut Irna, Wiranto juga sempat menerima aspirasi Presiden Mahasiswa Universitas Mathlaul Anwar. Wiranto menanggapi aspirasi mahasiswa dengan akan menyampaikannya kepada Presiden Joko Widodo.

Irna juga menjelaskan, pada saat kejadian dirinya berada di mobil keempat di belakang mobil yang ditumpangi Wiranto. Oleh sebab itu, ia tak begitu mengetahui kronologis kejadian penyerangan tersebut.

Irna mengetahui ada kejadian penusukan terhadap Wiranto dari para pengawalnya. Kemudian, Irna dibawa ke Polsek Menes untuk keamanan dirinya pascapenyerangan terhadap Wiranto.

Setelah itu, di Polsek Menes, Irna justru bertemu kedua pelaku. Sambil menahan emosi, Irna kemudian menceramahi para pelaku.

"Pada saat itu pelaku mau dimasukkan ke sel, saya sampaikan kalian mau jihad, mau ibadah tapi menyakiti orang, bukan ibadah, ibadah sedekah lah kalian, shalat lah yang benar," tutur Irna.

Diberitakan sebelumnya, SA bersama seorang wanita berinisial FA, melakukan penyerangan terhadap Menko Polhukam Wiranto di Lapangan Menes Pandeglang. Kedua tersangka saat ini diamankan di Mako Polsek Menes Polres Pandeglang.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement