REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK-- Kampus Universitas Indonesia (UI) dan sejumlah perguruan tinggi di Kota Depok memiliki nilai lebih. Selain itu, banyak warga yang tinggal di Kota Depok merupakan lulusan dari sejumlah perguruan tinggi di Indonesia.
Atas dasar itulah, Wali Kota Depok Mohammad Idris berharap agar Kota Depok bisa menjadi kota laboratorium.
"Sebenarnya, kota laboratorium ini wacananya sejak saya jadi dosen. Dan, sudah saatnya sekarang Kota Depok menjadi kota laboratorium. Ada UI sebagai kampus terbesar di Indonesia. Lalu ada Politeknik Negeri, ada Universitas Gunadarma, dan sebentar lagi akan dibangun Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) dan Institut Teknologi Jakarta (ITJ) di Kota Depok," ujar Idris seusai menghadiri acara Puncak Depok Inovation Week 2019 dan Pemberian Penghargaan Kepada Juara Lomba Inovasi Kota Depok Tahun 2019 Kategori Umum dan Pelajar di Balai Sidang UI Depok, Selasa (8/10).
Menurut Idris, di luar perkiraan banyak dosen, alumni UI yang tinggal di Kota Depok harus diberdayakan. Pasalnya, banyak potensi dan kemampuan yang bisa diberdayakan. "Mereka yang tinggal di Kota Depok banyak dijumpai dari UI, IPB, ITB, dan lainnya. Baik yang masih aktif maupun tidak, dengan kemampuannya bisa diberdayakan untuk bersama-sama dalam membangun Kota Depok," harapnya.
Idris menambahkan pernyataan Kota Depok sebagai kota laboratorium adalah mimpi yang belum dielaborasi dengan kegiatan pemerintahan. "Tentu, terkait kota labolatorium pertama perlu dikaji dulu bisa apa tidak. Kedua, mau atau tidak untuk seperti UI jadi partner kecil Depok. Kayak dulu jauh-jauh sister city ke Jepang. Nah, UI mau apa tidak jadikan Kota Depok sebagai kota laboratorium," tegas dia.