Senin 07 Oct 2019 10:07 WIB

Turis Asing Bawa Bekal Makan Bisa Buat Usaha Wisata NTT Lesu

Wisatawan asing diketahui membawa koper besar yang berisi makanan dari tempat asal.

Red: Nur Aini
Seorang pengunjung mengabadikan panorama Bukit Wairinding di Kabupaten Sumba Timur, NTT (19/2). Bukit Wairinding merupakan salah satu lokasi wisata alam yang mejadi destinasi bagi wisatawan domestik dan mancanegara.
Foto: Kornelis Kaha/Antara
Seorang pengunjung mengabadikan panorama Bukit Wairinding di Kabupaten Sumba Timur, NTT (19/2). Bukit Wairinding merupakan salah satu lokasi wisata alam yang mejadi destinasi bagi wisatawan domestik dan mancanegara.

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Maritje Pattiwaellapea mengemukakan adanya fenomena baru pola belanja wisatawan mancanenegara (wisman) yang menjadi tantangan bagi usaha-usaha pariwisata.

"Ada fenomena baru belanja wisman yang menarik sekaligus menjadi tantangan usaha kuliner kita, sekarang banyak wisman datang membawa makanan sendiri dan tidak belanja di lokasi wisata," katanya di Kupang, NTT, Senin (7/10).

Baca Juga

Dia mengatakan pihaknya telah melakukan survei terkait struktur pengeluaran atau belanja wisatawan asing ketika berwisata ke provinsi setempat. Maritje menjelaskan pengeluaran yang paling besar yaitu untuk belanja makanan dibandingkan jenis lainnya seperti transportasi, akomodasi, dan lainnya.

"Namun ada fenomena baru banyak wisatawan dari beberapa negara yang membawa makanan dari tempat asalnya," katanya.

"Saya tidak tahu apakah makanan lokal kita tidak cocok dengan mereka (wisman), tetapi ada fenomena seperti ini, mereka datang membawa koper yang besar berisi makanan," katanya.

Menurut Maritje, kondisi ini perlu disiasati pemerintah di berbagai daerah wisata agar tidak membuat usaha kuliner lokal menjadi lesu. Jika semakin banyak wisman yang membawa makanan sendiri, kata dia, maka belanja mereka akan berkurang sehingga tidak berdampak besar untuk pertumbuhan devisa.

Maritje juga berharap agar berbagai usaha kuliner lokal dengan ciri khas produk tertentu agar terus diperkuat pemerintah daerah setempat.

"Kita di NTT ada produk khas seperti gula air, madu, jagung, daging sei, yang perlu ditingkatkan lagi, terutama kemasan dan lainnya, agar bisa menarik minat wisatawan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement