Ahad 06 Oct 2019 23:52 WIB

Kawasan Hutan Taman Nasional Way Kambas Kembali Terbakar

Belum dapat dipastikan penyebab kebakaran kawasan hutan Way Kambas.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Andri Saubani
Pusat Konservasi gajah di Way Kambas, Lampung (ilustrasi)
Foto: Republika
Pusat Konservasi gajah di Way Kambas, Lampung (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Untuk yang kesekian kalinya, kawasan hutan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung kembali terbakar, Ahad (6/10) siang. Belum dapat dipastikan penyebab kebakaran, namun petugas bersama warga berusaha memadamkan api agar tidak meluas.

Kepala Humas Balai TNWK Lampung Sukatmoko membenarkan terjadinya kebakaran hutan di wilayah hutan Way Kambas pada Ahad (6/10). Faktor penyebab kebakaran belum diketahui persis, namun yang jelas kondisi hutan saat ini memang kering karena musim kemarau.

“Hari ini kebakaran terjadi di wilayah Resor Susukan Baru, Seksi PTN Wilayah I Way Kanan. Api mulai terlihat siang tadi sekitar jam 13.00,” kata Sukatmoko saat dikonfirmasi Republika, Ahad (6/10).

Ia mengatakan, kebakaran hutan Way Kambas, jelas memengaruhi kondisi satwa yang ada di hutan kawasan tersebut. Namun, menurut dia, petugas belum menemukan adanya bangkai dari satwa-satwa yang ada di dalam hutan.

“Kami belum menemukan bangkai satwa yang terbakar. TKP (tempat kejadian perkara) jauh dari pemukiman penduduk,” katanya.

Sedangkan penyebab kebakaran belum dapat diketahui, apakah faktor ulah orang yang tidak bertanggung jawab ataukah faktor alam musim kemarau. “Kondisi hutan saat ini sangat kering (mudah terbakar),” ujarnya.

Data yang diperoleh di Balai TNWK, peristiwa kebakaran di kawasan hutan TNWK sejak Januari hingga September 2019 telah terdata sebanyak beberapa kali dengan luasan hutan yang terbakar seluas 729 hektare. Penangan kawasan hutan yang terbakar dilakukan pihak Balai TNWK semaksimal mungkin dengan peralatan yang ada, agar tidak meluas. Personil yang melakukan pemadaman petugas TNWK dibantu TNI/Polri, dan masyarakat sekitar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement