Ahad 06 Oct 2019 12:40 WIB

Hoaks Gempa Susulan Sebabkan Jumlah Pengungsi Ambon Naik

Setiap hari data jumlah pengungsi dari tiga wilayah berubah.

Sejumlah pengungsi korban gempa bumi memperbaiki tenda yang ditempatinya di lokasi pengungsian Desa Waai, Pulau Ambon, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Sabtu (5/10). Para pengungsi tersebut mengungsi ke hutan dan menempati tenda-tenda yang dibangun sendiri pascagempa yang mengguncang Pulau Ambon dan sekitarnya, Kamis (26/9).
Foto: ANTARAFOTO/Izaac Mulyawan
Sejumlah pengungsi korban gempa bumi memperbaiki tenda yang ditempatinya di lokasi pengungsian Desa Waai, Pulau Ambon, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Sabtu (5/10). Para pengungsi tersebut mengungsi ke hutan dan menempati tenda-tenda yang dibangun sendiri pascagempa yang mengguncang Pulau Ambon dan sekitarnya, Kamis (26/9).

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku, Farida Salampessy, menyatakan beredarnya kabar bohong (hoaks) gempa susulan lebih besar disertai tsunami membuat jumlah warga yang mengungsikan diri ke lokasi penampungan sementara terus bertambah.

"Setiap hari data jumlah pengungsi dari tiga wilayah terdampak gempa magnitudo 6,5 pada Kamis (26/9) yakni Kota Ambon, kabupaten Maluku Tengah dan Seram Bagian Barat (SBB) berubah-ubah," katanya, Sabtu (6/10).

Baca Juga

Menurutnya, berdasarkan hasil rapat koordinasi tim satgas Penanggulangan Darurat Bencana Provinsi Maluku, Sabtu, ada kecenderungan jumlah pengungsi meningkat karena bermunculan kabar bohong. Menyangkut kenaikan jumlahnya, Farida belum bisa memastikannya karena tim sedang melakukan pendataan dan verifikasi di lapangan.

"Tetapi data sementara jumlahnya sebanyak 95.256 jiwa dan tersebar di berbagai tempat penampungan sementara yakni kota Ambon, 2.940 jiwa, Maluku Tengah 50.250 jiwa dan SBB 42.066 jiwa," katanya.

Sedangkan kerusakan bangunan rumah di tiga daerah tersebut mencapai 6.523 unit, terbanyak yakni di Maluku Tengah 4.895 rumah, terdiri dari rusak ringan 2.374 unit, rusak sedang 1105 uni, rusak berat 1.416 unit. Kabupaten SBB sebanyak 1.080 rumah, terdiri dari rusak ringan 795 unit, rusak berat 285 unit, sedangkan Kota Ambon, 548 rumah yakni rusak ringan 305 unit, rusak sedang 147 unit dan berat 96 unit.

Korban meninggal dunia yakni 38 orang terdiri dari Kota Ambon 13 orang, Maluku Tengah 15 orang dan SBB 10 orang. Sedangkan korban luka-luka tercatat Kota Ambon 27 orang luka ringan, Maluku Tengah 72 orang luka ringan dan 18 lainnya luka berat, kemudian kabupaten SBB tiga orang luka berat dan 29 lainnya luka ringan.

Fasilitas pendidikan yang rusak di tiga kabupaten tercatat rusak ringan satu unit, rusak sedang 46 unit dan rusak berat empat unit. Fasilitas kesehatan tercatat kota Ambon tujuh unit rusak ringan dan dua rusak sedang. Kabupaten Maluku Tengah dua rusak ringan dan tiga rusak berat. Kabupaten SBB 10 rusak ringan.

Fasilitas ibadah Kota Ambon 12 gereja rusak ringan dan dua rusak sedang serta masjid lima rusak ringan, dua rusak sedang dan satu rusak berat. Kabupaten Maluku Tengah enam gereja rusak sedang, 14 masjid rusak sedang dan satu pastori rusak sedang. Kabupaten SBB tercatat 19 gereja rusak sedang, empat masjid rusak sedang, tiga pastori rusak sedang dan satu gedung serbaguna rusak sedang.

Fasilitas pemerintahan, Kota Ambon tercatat enam kantor rusak ringan dan dua rusak sedang, sedangkan Maluku Tengah satu kantor rusak sedang. Kemudian fasilitas ekonomi tercatat masing-masing dua pertokoan/pasar rusak ringan dan sedang. Kabupaten Maluku Tengah empat kios rusak ringan dan enam rusak berat serta satu pasar rusak sedang dan dua rusak berat. Kabupaten SBB, tiga rumah makan rusak berat, dua bengkel rusak berat serta masing-masing satu pertokoan dan pasar ikan rusak berat.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement