Kamis 03 Oct 2019 22:40 WIB

Pertemuan Menhan dengan Tokoh Agama-Adat Dinilai Tepat

Tokoh agama dan adat dinilai figur yang disegani dan dihormati di Papua

Ryamizard Ryacudu di Jakarta, Selasa (2/10).
Foto: Erik PP / Republika
Ryamizard Ryacudu di Jakarta, Selasa (2/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Pengamat militer Mufti Maakarim mengatakan, pertemuan para Tokoh Agama dan Adat yang dilakukan Kementerian Pertahanan dua hari yang lalu sebagai respon terhadap peristiwa kekerasan dan konflik di wilayah Papua patut mendapat apresiasi.  

"Kemhan dibawah Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu memiliki kepekaan dalam melihat aktor dan kelompok yang dapat menjadi pintu masuk yang tepat dalam memahami persoalan sekaligus membuka jalan penyelesaian yang bermartabat dan menjunjung tinggi semangat persatuan nasional," ujar Mufti, Kamis (3/10).

Baca Juga

Ia menjelaskan para tokoh agama dan tokoh adat adalah figur-figur yang disegani dan didengar komunitas-komunitas di dalam masyarakat. Sehingga dengan melibatkan  mereka maka kekerasan dan konflik dapat segera dihentikan dan proses pemulihan yang berkelanjutan bisa segera dilakukan.

Dalam pernyataannya Menhan Ryamizard menyatakan mendapatkan berbagai masukan dan memahami persoalan yang sesungguhnya dari berbagai tokoh dalam pertemuan ini. Selanjutnya Menhan akan menghadap Presiden untuk menyampaikan masukan dari para tokoh dan pandangannya paska pertemuan ini. 

Sikap Menhan Ryamizard yang merupakan pencetus jargon 'NKRI Harga Mati' ini kata dia sudah tepat, sebab masukan yang diberikan kepada Presiden akan menjadi kebijakan pemerintah, sehingga jika tidak berdasarkan masukan yang tepat akan berdampak pada kebijakan yang merugikan masyarakat.

Sebelumnya Menhan Ryamizard Ryacudu mengatakan, persatuan rakyat adalah sumber pertahanan terkuat yang dimiliki Indonesia. Oleh karena itu, Ryamizard mengingatkan, Pancasila sebagai alat pemersatu hendaknya dijadikan etos bangsa dan media untuk merajut kembali persatuan bangsa.

Selain itu, kata dia, Pancasila juga bisa mengeratkan hubungan antaragama dan antaretnis di tengah gencarnya pengaruh budaya dari luar yang tidak sesuai dengan ideologi bangsa. "Sehingga, meski Indonesia memiliki keragaman etnik, agama, dan keyakinan, budaya dan tradisi, serta bahasa, tetaplah satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa Indonesia dalam bingkai NKRI yang kokoh," kata Ryamizard di Jakarta, Selasa (2/10).

Mantan KSAD itu pun menggandeng sejumlah pemuka agama dan juga tokoh adat untuk mengajak seluruh komponen bangsa agar terus menjaga nilai-nilai Pancasila. Dengan mengajak tokoh-tokoh tersebut, Ryamizard berharap, mereka bisa menggelorakan semangat persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement