Kamis 03 Oct 2019 20:11 WIB

Warga Lampung Masih Kesulitan Air Bersih

Sebagian wilayah Lampung masih merasakan dampak dari kemarau panjang.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Nora Azizah
Petani padi di Lampung dilanda kekeringan.
Foto: Kementan
Petani padi di Lampung dilanda kekeringan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Kemarau panjang telah terjadi tiga bulan terakhir. Warga sebagian wilayah Kota Bandar Lampung hingga kini masih merasakan sulitnya mencari air bersih.

Krisis air bersih terpantau, Kamis (3/10), berada di Kelurahan Penengahan, Segala Mider, Telukbetung, Sukarame, Sukabumi, dan Tanjung Seneng. Warga tidak lagi menerima pasokan air dari PDAM, sumur, dan sungai. Sedangkan bantuan air bersih dari BPBD dan PDAM Kota Bandar Lampung tak kunjung datang lagi.

Baca Juga

“Kami terpaksa cari air bersih ke tempat jauh. Kalau mendesak kami langsung beli air galon isi ulang,” kata Tati, warga Telukbetung Selatan, Kamis (3/10).

Sumur di dekat rumahnya, sudah lama mengering. Selama ini, ia dan kelaurga bergantung dengan kondisi air sumur untuk minum, masak, dan MCK (mandi, cuci, dan kakus). Sekarang, ia terpaksa membeli air galon isi ulang Rp 4.000 per galon sehari sebanyak lima sampai enam galon.

Sedangkan Adi, warga di Penengahan, Kedaton juga terpaksa mendapatkan air dari sumur bor warga lain namun lokasinya harus keluar dari pemukimannya. “Kami ambil air pakai jeriken di sumur warga lain di Gang PU,” katanya.

Seorang warga di Jalan Pagaralam atau dikenal Gang PU sejak lama menyediakan pipa keluar rumahnya untuk warga yang kesulitan air bersih. Sumur bor miliknya bertahun-tahun dimanfaatkan warga siapa pun dan dimanapun secara gratis.

“Alhamdulillah, masih ada warga yang ikhlas menyediakan pipa keluar rumahnya untuk warga kesulitan air, apalagi musim kemarau sekarang. Semoga amal jariyahnya mengalir terus,” tutur Linda, warga Segala Mider.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandar Lampung, telah mendata terdapat 12 kecamatan di Kota Bandar Lampung yang mengalami krisis air bersih akibat kemarau panjang. Sumur-sumur artesis warga sudah mengering lama, sedangkan sumur bor warga sebagian masih bisa disedot airnya.

Dari 12 kecamatan di Kota Bandar Lampung, kondisi terparah berada di Kecamatan Sukabumi dan Kedamaian. Warga di tempat tersebut sama sekali harus keluar kampungnya mencari air bersih setiap hari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement