Kamis 03 Oct 2019 12:03 WIB

Karhutla Berimbas Buruk pada Investasi di Kotawaringin Timur

Kotawaringin Timur menjadi daerah potensial bagi investasi pertambangan perkebunan

Petugas Manggala Agni Daops Pangkalan Bun melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Desa Bangkuang Makmur, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur.
Foto: dok. Humas Kemenhut
Petugas Manggala Agni Daops Pangkalan Bun melakukan pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Desa Bangkuang Makmur, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT -- Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang menimbulkan asap di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, juga berimbas buruk terhadap investasi di daerah ini. Asap pekat akibat kebakaran lahan beberapa waktu lalu juga sempat membuat penerbangan lumpuh.

Kondisi itu berdampak jelas terhadap perekonomian masyarakat. "Dampak karhutla juga terasa bagi dunia usaha. Iklim investasi layu. Contohnya banyak investor yang hendak datang, malah gagal. Pelaku usaha melihat Sampit bukan tempat yang tepat sebagai tempat berusaha jika selalu ada karhutla," kata Ketua Kamar Dagang dan Industri Kotawaringin Timur Susilo di Sampit, Kamis (3/10).

Baca Juga

Pelaku usaha harus mengatur ulang jadwal kegiatan bisnis mereka sehingga berdampak pada banyak hal, seperti biaya tinggi dan berkurangnya potensi pendapatan. Kondisi yang selalu mengancam setiap tahun ini sangat tidak baik bagi iklim usaha.

Kotawaringin Timur menjadi daerah potensial bagi investasi, seperti pertambangan, perkebunan, jasa dan lainnya. Namun jika kebakaran lahan dan kabut asap terjadi setiap tahun maka akan menjadi pertimbangan lain bagi calon investor.

"Potensi sebagai kota wisata pun akan pudar akibat kabut asap. Karhutla menjadi sorotan dunia. Masalah ini tentu harus menjadi perhatian serius kita bersama," tambah Susilo.

Kebakaran lahan juga berkaitan dengan investasi ramah lingkungan. Investor tidak ingin bisnis mereka terkendala, bahkan merugi akibat ancaman-ancaman kondisi kurang baik seperti kebakaran lahan dan lainnya.

Tingginya kerawanan kebakaran lahan akibat luasnya sebaran gambut tebal di Kotawaringin Timur, harus diantisipasi secara serius. Bagi investor, ini juga menjadi pertimbangan karena berdampak pada biaya tinggi dan kerawanan berdampak terhadap kelangsungan aktivitas perusahaan.

Menurut Susilo, tidak ada siapapun yang ingin daerah ini dilanda kebakaran lahan dan kabut asap karena dampaknya merugikan semua pihak secara luas. Aktivitas ekonomi masyarakat pun turut terganggu.

"Hal penting yang harus dilakukan adalah mencegah agar kebakaran lahan dan asap tidak terjadi lagi. Perlu kepedulian dan partisipasi semua pihak agar musibah ini tidak terulang sehingga iklim investasi Kotawaringin Timur menjadi nyaman dan selalu menarik perhatian investor" ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement