REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Perwakilan Daerah (DPD) memilih Fadel Muhammad untuk menjadi pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) periode 2019-2024. Pemilihan tersebut diputuskan dalam Rapat Pleno DPD di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Jakarta.
Di MPR nanti, Fadel akan memperjuangkan tiga hal untuk DPD. Pertama, ia akan mengusahakan dirinya agar dapat menjadi Ketua MPR periode 2019-2024.
"DPD adalah fraksi yang terbesar jumlahnya dibandingkan partai-partai yang lain, 136 (anggota), sehingga pantas untuk menjadi pimpinan, Ketua di MPR," ujar Fadel di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (2/10).
Ia mengaku akan segera melakukan lobi kepada partai politik yang mengusulkan kadernya menjadi calon Ketua MPR. Namun, Fadel enggan mengungkapkan partai mana saja yang akan diajaknya berdiskusi.
"Untuk sementara saya jangan sebut partainya. Nanti lebih siang lagi mungkin kita akan ke partai besar. Saya juga akan ketemu dengan Ibu Mega," ujar Fadel.
Kedua, ia ingin hal-hal yang berada di MPR dapat dikerjasamakan dengan DPD. Dan terakhir, meminta dana transfer ke daerah agar juga menjadi tanggung jawab DPD.
"Sehingga teman-teman yang dipilih langsung oleh rakyat dan juga bertanggungjawab buat pemerintah daerah ada porsi tertentu," ujar Fadel.
Ia mengaku berterima kasih kepada senator yang telah memilihnya menjadi pimpinan MPR dari DPD. Fadel mengaku siap menjaga amanah dan mengemban tanggung jawab tersebut dengan baik.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada semua teman-teman DPD yang telah memercayai saya menjadi pimpinan di MPR. Saya diminta oleh teman-teman DPD agar bisa," ujar Fadel.
Diketahui, Fadel maju mewakili Sub-Wilayah Timur I, berhasil mengalahkan tiga kompetitor lainnya. Ketiganya yaitu Yorrys Raweyai dan Dedi Batubara. Serta, saingan terberatnya Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas.
Ia berhasil menjadi sebagai pimpinan MPR dari DPD, setelah mendapatkan 59 suara. Sedangkan GKR Hemas duduk di peringkat kedua dengan perolehan 46 suara.