Senin 30 Sep 2019 18:56 WIB

Kericuhan Pecah, Massa Terbagi Dua Kubu

Massa berjas almamater berusaha menenangkan massa yang tersulut emosi.

Rep: Nawir Arsyad/ Red: Joko Sadewo
Sekelompok orang yang berada di Jalan Gatot Subroto, tepatnya di depan Polda Metro Jaya dihadang barikade aparat kepolisian. Orang-orang tersebut sempat melemparkan batu dan petasan ke arah petugas. Personel kepolisian pun sempat menembakan gas air mata ke arah kelompok orang tersebut.
Foto: republika/flori sidebang
Sekelompok orang yang berada di Jalan Gatot Subroto, tepatnya di depan Polda Metro Jaya dihadang barikade aparat kepolisian. Orang-orang tersebut sempat melemparkan batu dan petasan ke arah petugas. Personel kepolisian pun sempat menembakan gas air mata ke arah kelompok orang tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kericuhan pecah dari massa yang menggelar aksi di sekitar Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Jakarta. Massa aksi yang tadinya berada dalam satu komando pun pecah, menjadi dua kubu.

Massa aksi yang menggunakan jas almamater berusaha menenangkan pihak-pihak yang sejak sore tadi tersulut emosinya. Namun, imbauan tersebut tak dihiraukan oleh mereka.

Puncak kericuhan terjadi pada pukul 18.00 WIB, saat massa melempari peugas kepolisian dengan batu dan petasan. Satu bom molotov juga dilemparkan ke arah petugas.

Saat itu massa mahasiswa masih mencoba untuk menenangkan massa yang ricuh. Namun imbauan polisi dan koordinator lapangan tak dihiraukan oleh perusuh.

Petugas yang berjaga kemudian melepaskan gas air mata ke arah massa. Massa yang tadinya melempari petugas pun terpecah ke berbagai arah.

Sebelumnya, aksi tolak RKUHP dan UU KPK berlangsung dengan kondusif. Massa terdiri dari mahasiswa, siswa, aliansi buruh, dan tani menyampaikan orasinya dengan baik. Petugas kepolisian juga bertindak persuasif dengan mengarahkan massa untuk tidak memblokade jalan tol yang berada di depan Gedung DPR

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement