Senin 30 Sep 2019 06:07 WIB

Waspadai Serangan Jantung Diam-diam

Kebiasan merokok bisa memicu serangan jantung diam-diam.

Rep: Gumanti/ Red: Teguh Firmansyah
Ilustrasi Serangan Jantung
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Serangan Jantung

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Serangan jantung adalah keadaan darurat medis. Namun, ada beberapa kondisi ketika jantung mengalami serangan secara diam-diam. Serangan jantung diam-diam ini bisa menjadi lebih fatal karena tidak membuat seseorang sadar akan peningkatan risiko penyakitnya.

Serangan jantung diam-diam atau dikenal sebagai silent myocardial infarction (SMI) telah menyumbang 45 persen dari total serangan jantung dan mempengaruhi lebih banyak pria daripada wanita.

Baca Juga

Para peneliti telah menemukan bahwa risiko serangan jantung diam dikaitkan dengan hipertensi atau tekanan darah tinggi. Faktor risiko lain seperti merokok, diabetes, obesitas, atau kolesterol juga bisa memicu serangan jantung diam-diam seiring bertambahnya usia.

Konsultan- Kardiologi, Rumah Sakit Fortis Escorts, Jaipur India, Amit Kumar Singhal menjelaskan, serangan jantung diam-diam juga menunjukkan gejala, namun seringkali tidak dikenali. Gejala-gejalanya bisa ringan dan singkat, sehingga membingungkan pasien. 

"Namun ada dua gejala paling umum yang dilaporkan, yaitu gangguan pencernaan dan nyeri otot. Di mana penyebab sebenarnya adalah berkurangnya aliran darah ke jantung. Orang-orang juga mungkin mengalami mual atau keringat berlebih saat serangan jantung yang dikategorikan sebagai gejala atipikal," jelas Amit, dilansir Times of India, Senin (30/9).

Selain itu, lanjut Amit, ada beberapa gejala lain yang bisa terasa oleh penderita serangan jantung diam-diam. Antara lain ketidaknyamanan di bagian tengah dada selama beberapa menit, atau terputus-putus (hilang dan kembali lagi). Ini bisa terasa seperti tekanan yang tidak nyaman, meremas, atau sakit.

Lalu merasa tidak nyaman pada tubuh bagian atas lainnya, seperti lengan, leher, punggung, rahang, atau perut. Napas terasa lebih pendek dari sebelumnya, juga timbul keringat dingin dan mual atau pusing.

"Jika Anda memiliki salah satu faktor risiko serangan jantung seperti diatas, maka disarankan untuk segera mendapatkan bantuan medis," kata Amit.

Menurut dia, deteksi dini sangat penting untuk melihat apakah ada penyumbatan arteri atau tidak. Jika ada, berarti penderita harus mulai menjauhi faktor risiko seperti diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, obesitas dan merokok. Selain itu, Amit juga menganjurkan pasien untuk rutin berolahraga minimal 20 menit sehari untuk mengurangi risiko. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement