REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - - Kebanyakan busana yang dipajang di butik adalah koleksi yang biasa disebut ready to wear atau pret-a-porter dalam bahasa Perancis atau busana siap pakai dalam bahasa Indonesia. Istilah ini mengacu pada koleksi suatu label yang diproduksi secara masal. Biasanya koleksi ini dibuat dengan standard clothing size (misalnya S, M, L, dan lain-lain) dan sudah siap tersedia di toko-toko dalam kuantitas yang banyak.
Bagaimana dengan Gambo Muba yang hingga sekarang makin eksis dengan produk limited edition saat pasar mode mulai antusias dengan produk khas Muba yang ramah lingkungan ini?
Ketua Dekranasda Kabupaten Muba, Hj Thia Yufada Dodi Reza ikut serta dengan stand nya yang mempromosikan kain jumputan khas Kabupaten Muba yaitu, “Gambo Muba”.
Beruntungnya, keunikan pasar dan produk ini ditangkap oleh Thia Yufada, inisiator Gambo Muba sebagai celah potensial. Selain terus menambah lini produksi bahan untuk fashion, Gambo Muba juga mulai merambah ke produk non fashion.
"Saat ini kami mengikuti pameran furniture untuk hotel di JCC Jakarta berkolaborasi dengan Savana Furniture, perusahaan terkemuka yang sudah 30 tahun bergelut di bidang furniture dan desain interior jelas Thia, belum lama ini.
Pertanyaan menarik dan menggelitik: Gambo Muba, yang selama ini fokus pada produk fashion busana ikut pameran furniture? Belum lagi, yang namanya pameran produk untuk perhotelan selalu menyasar jumlah besar atau massal.
"Betul. Klien dari industri perhotelan mencari produk baru untuk hunian mereka yang sesuai dengan tren terbaru. Maka, biasanya order akan dilakukan dalam jumlah besar untuk memenuhi jumlah kamar yg mereka miliki," katanya.
Target Gambo Muba dalam pameran ini memang belum untuk mengejar kuantitas penjualan. Targetnya adalah untuk memperkenalkan pewarna alami getah gambir khas Muba yang ternyata tampil sangat menawan saat diterapkan di bahan-bahan industri interior.
Demi celah baru ini, Thia mengaku mempersiapkan material secara detil, sesuai standar desain interior, misalnya bahan velvet interior, vitrage, tenun dan linen khusus furniture dan interior.
Walaupun keterlibatan Gambo Muba pada pameran Hotel Week Indonesia Exebition and Conference ke 3 di JCC Jakarta ini adalah yang pertama kali, namun sambutan yang diterima sangat luar biasa. Hampir setiap pengunjung yang datang sangat antusias melihat dekor interior Gambo Muba yg kental motif tradisional namun tersaji elegan dan modern. Dan nilai tambah terbesar adalah bahwa produk Gambo Muba 100 persen handmade dan 100 persen bebas pewarna kimia.
Disadari bahwa membuat produk untuk furniture yang selintas keluar dari pakem dunia fashion ini adalah sebuah tantangan tersendiri. Thia mengatakan, produk yang ditampilkan kali ini barulah produk awal.
Gambo Muba akan terus berkolaborasi dengan para desainer produk utk menghasilkan produk-produk unggulan yang diterima pasar. "Momen pameran ini untuk memperkenalkan bahwa pewarna alam getah gambir Muba bisa diterapkan untuk keperluan lain selain fashion," ujar dia.
Thia sengaja meluaskan lini produk Gambo tak lain demi keberlangsungan industri Gambo Muba yang kini menjadi sumber penghasilan tambahan keluarga di desa-desa asal penjumput di Muba. Dari rangkaian pameran dan konferensi ini diharap masyarakat luas lebih mengenal produk Gambo Muba. Istri Bupati Muba ini ingin pesanan Gambo Muba bisa long lasting demi kesejahteraan masyarakat produsen di Muba.
Selain memperluas jangkauan pasar dan kreativitas produsen Gambo Muba, sejatinya Thia juga mempertegas eksistensi karya ramah lingkungan ini dalam peta tekstil Indonesia. Pameran yang diikuti pelaku industri furniture dan perhotelan skala Asia ini jelas dimanfaatkan Thia.
"Lewat pameran kali ini, kita suarakan pada masyarakat luas untuk ikut merayakan Hari Jadi Muba ke 63. Semoga Gambo Muba mampu menjadi salah satu ikon Muba yang konsisten mengusung prinsip keberlangsungan/ sustainability.