REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gempa susulan kembali mengguncang Maluku pada Sabtu (28/9) dinihari. Gempa dengan magnitudo 4,00 berpusat di sebelah timur Laut Ambon.
Berdasarkan informasi dari akun Twitter resmi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa terjadi pukul 00:26:27 WIT. Pusat gempa berada di Darat, yakni tepatnya 18 kilometer di sebelah timur Laut Ambon.
Sebagaimana diketahui, wilayah Ambon terkena gempa pertama kali sekitar pukul 06.46 WIT, Jumat (27/9) dengan magnitudo 6,8. Kemudian, berdasarkan monitoring BMKG, menunjukkan telah terjadi 239 kali aktivitas gempa susulan (aftershocks), dengan 41 gempa di antaranya dirasakan warga. Gempa susulan terbesar berkekuatan magnitudo 5,6 dan terkecil magnitudo 3,0. Sebelumnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku mencatat pada Kamis (26/9) total korban meninggal dunia mencapai 23 jiwa.
"Total korban meninggal sebanyak 23 jiwa. Korban meninggal tertinggi diidentifikasi di Kabupaten Maluku Tengah, sebanyak 14 jiwa," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Agus Wibowo Jumat (27/9).
Selain ditemukan di Kabupaten Maluku Tengah, dia menambahkan, korban meninggal juga terjadi di Kota Ambon, sebanyak enam jiwa, dan Kabupaten Seram Bagian Barat tiga jiwa. Tak hanya korban meninggal, Agus mengaku mendapatkan laporan dari BPBD setempat bahwa lebih dari 100 orang menderita luka-luka.
Korban luka-luka berada di Kabupaten Maluku Tengah."Lebih dari 100 orang mengalami luka di Desa Liang. Korban luka disebabkan reruntuhan bangunan pascagempa," ujarnya.
Di Kota Ambon, ia menyebutkan lima orang luka dan telah mendapatkan perawatan medis. Sedangkan Kabupaten Seram Bagian Barat, satu orang luka di Desa Waisama. Hingga kini ia menyebutkan sekitar 15.000 warga masih mengungsi pascagempa dan dikarenakan karena rumah mereka yang rusak dan mengantisipasi gempa susulan yang membahayakan bangunan tempat tinggal.
Sementara itu, ia menyebutkan kerusakan infrastruktur tidak hanya terjadi pada sektor perumahan tetapi juga fasilitas pendidikan, tempat peribadatan, perkantoran, dan fasilitas umum. Kerusakan rumah di wilayah terdampak mencapai 171 unit, dengan rincian 59 rusak berat, 45 rusak sedang dan 67 rusak ringan. Kemudian fasilitas pendidikan rusak sebanyak lima unit antara lain beberapa bangunan di Universitas Pattimura dan Kampus IAIN.