REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Malang akan menerapkan angkutan kota (angkot) berbasis sistem dalam jaringan (daring). Program ini pun mendapatkan tanggapan dari sopir dan penumpang setempat.
Sopir Angkot AJG Kota Malang, Muhammad Udin pada dasarnya menyambut baik rencana kebijakan Pemkot Malang. Jika itu bisa membantu meningkatkan pendapatan, maka dia menilai tersebut sebagai program tepat.
"Kami nurut saja apa yang akan dilakukan oleh pemerintah, tapi itu harus baik bagi kami," kata Udin, Jumat (27/9).
Namun sebelum diterapkan, Udin berharap, Pemkot Malang dapat melakukan sosialisasi terlebih dahulu. Upaya ini setidaknya bisa membantu para sopir lebih memahami aplikasi angkot online. Dengan demikian, para sopir dapat mempelajarinya sebaik mungkin sebelum digunakan.
Menurut Udin, saat ini jumlah penumpang angkot konvensional terus menurun dari waktu ke waktu. Semua ini tidak lepas dari invasinya aplikasi transportasi berbasis aplikasi. Oleh sebab itu, dia sangat berharap, keberadaan aplikasi angkot online dapat membantu para sopir meningkatkan perekonomiannya.
Kesepakatan juga diungkapkan oleh penumpang angkot, Sylvianita (40). "Saya setuju saja kalau bener. Jika seperti online, maka penumpang bisa tahu posisi angkot di mana," kata penumpang angkot, Sylvianita.
Selama ini, kata Sylvi, dia selalu merasa kesulitan mencari angkot. Dia tidak tahu posisi angkot sehingga harus menunggu lama. Tak jarang, ia harus kehilangan tumpangan angkot saat lengah.
Dengan aplikasi daring, Sylvi yakin, para penumpang akan merasa terbantu. Sopir angkot dapat melaju cepat karena telah mengetahui posisi penumpang. Penumpang juga tidak perlu menunggu lama tanpa kepastian di titik jemput.
"Kalau ini diterapkan, anak-anak sekolah pasti senang karena jelas berangkatnya," jelas pegawai swasta ini.