Jumat 27 Sep 2019 15:25 WIB

JK Ingatkan Aparat dan Massa Aksi Saling Jaga Emosi

Bentrokan aparat dan massa memunculkan korban jiwa.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Muhammad Hafil
Massa pelajar bentrok dengan aparat kepolisian saat dipukul mundur di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan ke arah Putaran Semanggi, Rabu malam (25/9).
Foto: Republika/Arif Satrio Nugroho
Massa pelajar bentrok dengan aparat kepolisian saat dipukul mundur di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan ke arah Putaran Semanggi, Rabu malam (25/9).

REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK--Wakil Presiden Jusuf Kalla mengingatkan aparat keamanan dan massa aksi saling menjaga dan menahan diri saat mengamankan unjuk rasa maupun menyuarakan pendapatnya. Itu disampaikan menyusul pecahnya bentrok antara aparat keamanan dan massa aksi di berbagai daerah yang menimbulkan korban baik aparat maupun mahasiswa dan masyarakat sipil.

"Jadi masing-masing menjagalah," ujar JK di sela kegiatannya menghadiri Sidang Umum PBB, sebagaimana keterangan tertulis yang diterima wartawan, Jumat (27/9).

Baca Juga

JK mengungkap resiko gerakan massa besar yang kemudian berakhir ricuh adalah jatuhnya korban baik dari pihak aparat keamanan maupun massa aksi tersebut. Karena itu, kedua pihak baik aparat keamanan maupun massa seharusnya saling menahan diri.

"Risikonya ada pasti, karena jangan lupa juga, polisi atau aparat keamanan juga masyarakat biasa," ujar JK.

Menurutnya, jika kedua pihak tidak saling menahan diri, maka terjadi hal hal yang tidak diinginkan. 

"Kadang kadang kalau sudah lelah juga mungkin emosi, sama-sama emosi atau apalagi kalau diejek-ejek, kadang kadang timbul secara emosional, jadi masing masing menjagalah," ujar JK.

Meski demikian, JK secara khusus menyampaikan duka cita mendalam atas jatuhnya korban dari aksi yang terjadi beberapa waktu terakhir. Termasuk meninggalnya mahasiswa asal Kendari Randi karena diduga tertembak peluru tajam aparat keamanan.

"Kabarnya ada di Sulawesi tenggara Kendari, tentu kita simpati dan menyampaikan duka cita dan atas meninggalnya (almarhum)," ujar JK.

JK mengaku terus memantau kondisi Tanah Air di sela kegiatannya menghadiri Sidang Umum PBB di New York. JK menegaskan Pemerintah, tentu menghargai dan mendengarkan aspirasi masyarakat terkait penolakan RKUHP dan UU KPK.

"Kita menghargai, pemerintah mendengarkan, presiden juga sudah mengundang tokoh tokoh nasional untuk berbicara," ujar JK.

Namun, ia juga mengharapkan masyarakat memahami upaya Pemerintah dalam mendengarkan aspirasi rakyat. Ia juga berharap masyarakat tidak mudah mempercayai informasi yang tidak dipertanggungjawabkan.

"Kita mengharapkan masyarakat memahami dengan baik masalah-masalah, tidak langsung terimbas dengan isu-isu yang luar," ujar JK.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement